Perginya Robin Hood van Java

MI
14/8/2016 09:59
Perginya Robin Hood van Java
(Antara/Puspa Perwitasari)

MENTERI Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia periode 23 Mei 1998-20 Oktober 1999, Adi Sasono, meninggal dunia kemarin pukul 17.20 WIB di RS Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Anggota Dewan Kehormatan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia sejak 2010 hingga sekarang tersebut wafat dalam usia 73 tahun.

Kepergian Adi yang meninggalkan seorang istri dan lima anak tersebut dicuitkan oleh beberapa rekan almarhum, yakni politikus NasDem Akbar Faizal, mantan Wakil Ketua BPK Ali Masykur Musa, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, dan mantan Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindung­an Tenaga Kerja Indonesia Jumhur Hidayat melalui akun Twitter masing-masing.

Adi, lulusan teknik sipil Institut Teknologi Bandung, sejak mudanya dikenal aktif berorganisasi. Pria kelahiran Pekalongan, 16 Februari 1943 itu pernah menjadi tokoh di berbagai lembaga swadaya masyarakat, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI), Pelajar Islam Indonesia (PII), dan ICMI sebagai sekretaris umum.

Ketika menjadi menteri, oleh majalah Far Eastern Economic Review (FEER) terbitan Desember 1998, Adi dijuluki sebagai orang Indonesia paling berbahaya karena kebijakan politik ekonominya, yakni ekonomi kerakyat­an. Ide itu dinilai sangat membahayakan stabilitas pelaku bisnis yang sudah menjalankan tahap konglomerasi.

Namun, dalam wawancara­nya dengan harian Los Angeles Times, Adi meluruskan terkait artikel di FEER tersebut. “Saya mencoba meyakinkan mereka bahwa saya tidak berbahaya,” kata Adi ringan.

Sedikit bernada positif. Majalah terbitan Inggris The Economist menyebut suami Mala Maria Adi Sasono itu sebagai Robin Hood van Java karena keberpihakannya kepada rakyat. Rakyat miskin selalu menjadi korban ketidakadilan dan kemiskinan massal yang menjadi sumber ketegangan sosial selama ini.

Menurut Adi, perjuangan membangun ekonomi kerakyatan bertujuan untuk membentuk kelas menengah sebagai mayoritas bangsa yang mendukung demokratisasi. (Eno/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya