Kemendikbud: Pengkajian Sekolah Sehari Penuh Libatkan Pakar

Syarief Oebaidillah
11/8/2016 19:01
Kemendikbud: Pengkajian Sekolah Sehari Penuh Libatkan Pakar
(MI/Adam Dwi)

MESKI mengundang polemik, wacana sekolah sehari penuh atau full day school yang digaungkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru Muhadjir Effendy tampaknya bakal jalan terus.

Bahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana mengkaji wacana program tersebut melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) yang melibatkan sejumlah pakar. Pakar yang bakal diundang dari berbagai bidang keahlian, semisal pendidikan, psikologi, serta pelaku sekolah yang sudah menerapkan sistem tersebut.

"Ya ini masih kita terus matangkan bersama Balitbang. Nanti kita akan libatkan pakar pendidikan, juga psikolog. Jadi belum dapat banyak hal yang kita sampaikan karena masih terus dibahas bersama tim Kemendikbud," kata Dirjen Dikdasmen Kemendikbud Hamid Muhammad di Jakarta, Kamis (11/8).

Sebelumnya, Mendikbud Muhadjir telah meminta Balitbang dan Dikdasmen mengkaji full day school tersebut. Muhadjir sendiri menolak istilah tersebut dan lebih memilih nama tambahan jam belajar.

Hamid melanjutkan, pihaknya melakukan kajian berbasis literatur negara penerap full day school serta kajian lapangan pada sekolah penerap sistem ini. Pihaknya akan gelar diskusi kelompok terfokus (FGD) guna mematangkan lebih lanjut.

Dikatakan Hamid, pihaknya juga akan mengkaji kesiapan anggaran dan sumber daya manusia, termasuk guru pengasuh untuk tingkat SD.

"Apa saja yang menjadi persyaratan seperti juga penyiapan sarana prasarananya, penyiapan nutrisi seperti makan siangnya. Ini akan berimplikasi pada anggaran. Nah, apakah anggarannya dari orangtua, sekolah, atau dari Kemendikbud, inilah opsi-opsi yang mesti dimatangkan bersama Bapak Menteri. Jadi masih panjang," cetusnya.

Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah menyatakan setuju dengan rencana program yang diluncurkan Mendikbud tersebut, terlebih dengan kajian mendalam dan sejumlah catatan. Pertama, penyiapan gurunya harus siap secara fisik dan mental. Kedua, kata dia, penyiapan sarana dan prasarana sekolah yang menunjang kegiatan sekolah sehari penuh. Adapun keempat ialah kesiapan siswa.

"Kondisi siswa kita berbeda-beda secara sosial dan kultural. Di sebagian wilayah ada siswa yang usai sekolah masih membantu ekonomi keluarga dan lain lain," papar Ferdiansyah.

Pengamat pendididikan Ifa Misbach menilai kebijakan full day school semestinya mempertimbangkan banyak hal seperti pendanaan, kesiapan tenaga pendidik, dan yang lebih penting dampaknya kepada siswa. Yang diperlukan di lapangan ialah pendampingan soft skill guru. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya