Indonesia-Amerika Rumuskan Kerja Sama Promosi Agama dan Pluralis

10/8/2016 19:32
Indonesia-Amerika Rumuskan Kerja Sama Promosi Agama dan Pluralis
()

SEJUMLAH pemuka agama dari Indonesia dan pemerintah Amerika Serikat, Rabu (10/08), melakukan pertemuan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membahas persolan agama dan pluralisme di kedua negara.

Pertemuan itu merupakan lanjutan kesepakatan antara Presiden Barack Obama dan Joko Widodo untuk membentuk Council on Religion and Pluralism (Dewan Agama dan Pluraslism) pada pertemuan Oktober 2015 di Amerika Serikat.

David Merrill, Presiden The United States-Indonsia Society (USINDO) menjelaskan pertemuan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman agama dan toleransi di kedua negara, sehingga kedua negara bisa mempromosikan persoalan tersebut di masing-masing negara.

"Memahami bagaimana ikilm keberagaman di Indonesia dan Amerika Serikat dan mempromosikannya di kedua negara," kata Merrill, dalam pembukaan pertemuan Council on Religion and Pluralism, Rabu (10/8).

Pertemuan itu dihadiri 30 perwakilan dari kedua negara. Mereka terdiri dari perwakilan negara, para pemuka agama, dan para tokoh masyarakat. Mereka melakukan pembahasan dan membuat masukan untuk kedua negara terkait persoalan agama dan toleransi.

Yenni Wahid, Direktur Wahid Institute yang ikut dalam pertemuan ini mengatakan tradisi toleransi di Indonesia dan Islam moderat dipandang oleh negara-negara maju sebagai negara yang bisa mengelola kebhinekaan. Sehingga Indonesia diminta untuk berperan lebih aktif dalam mempromosikan hal itu ke negara lainnya.

"Banyak yang ingin belajar bagamana Indonesia bisa mengelola kebhinekaan, ada kehausan dari dunia agar Indonesia lebih berperan untuk mempromosikannya," kata Yenny.

Menurutnya, meskipun masih banyak tantangan dalam persoalan toleransi di Indonesia, tapi kerja sama ini merupakan keuntungan tersediri bagi Indonesia untuk mengambil peran lebih besar dalam mempromosikan budaya toleransi, ramah dan kebhinekeaan.

"Kita bisa mengedukasi masyarakat Amerika tentang Islam bahwa Islam di Indonesia berbeda. Bahwa muslim tidak semua teroris. Muslim tidak semua ISIS, coba lihatlah muslim di Indonesia dan bagaimana kita bisa memfasilitasi kebhinekaan, itu prnsip dasar kemajemukan jadi itu yang ingin kita bawa ke publik Amerika. Dan Counsil inilah nanti yang akan mempromosikan itu," jelas Yenni. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya