KPAI Minta Kebijakan Full Day School Dikaji secara Utuh

Al Abrar/ MTVN
09/8/2016 13:34
KPAI Minta Kebijakan Full Day School Dikaji secara Utuh
(Ketua KPAI Asrorum Niam -- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

KOMISI Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai wacana kebijakan pemerintah menerapkan belajar sehari penuh di sekolah atau dikenal full day school harus didahului kajian yang utuh. Jika tidak, justru akan merugikan anak.

Ketua KPAI Asrorum Niam mengatakan, kebijakan pendidikan yang bersifat nasional tidak bisa didasarkan pengalaman orang perorang, apalagi parsial dan pengalaman pribadi. "Jangan sampai tiba masa tiba akal. Kebijakan yang diambil akan berdampak sangat luas, jadi butuh kajian utuh," kata Asrorum dalam keterangan pers, Selasa (9/8).

Dia menjelaskan, setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda-beda. Siswa yang satu dengan yang lainnya tidak bisa disamaratakan. Menghabiskan waktu dengan durasi panjang di sekolah dapat mengganggu intensitas interaksi anak.

"Anak-anak butuh interaksi dengan teman sebaya di sekolah, teman di lingkungan tempat tinggal, dan dengan keluarga di rumah. Dengan kebijakan full day school, pasti intensitas pertemuan anak dan orang tua juga pasti akan berkurang. Apalagi, tidak semua ortu bekerja keluar rumah. Ini akan berpengaruh dalam proses tumbuh kembang anak," ujarnya.

Dia menambahkan, setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, tidak bisa digeneralisasikan bahwa full day school itu menyelesaikan semua masalah anak.

"Tidak semua orangtua (siswa) itu bekerja. Artinya jangan dibayangkan kondisi seluruh orang tua di Indonesia hanya seperti yang dialami oleh Mendikbud. Kebijakan nasional harus didasarkan kepada kajian yang utuh,'' tambahnya.

Soal waktu belajar, KPAI melihat tidak banyak menjadi masalah. Karena seiring dengan keragaman kondisi anak, orang tua, dan masyarakat, sudah terfasilitasi dengan model pembelajaran yang beragam, ada yang normal dan ada yg full day school. Sehingga orangtua diberikan keleluasaan untuk memilih.

"Bahkan, dalam kondisi tertentu, anak jangan lama-lama di sekolah, agar cepat berinteraksi dengan orang tua. apalagi yang kelas 1 SD," ungkapnya.

Untuk itu, KPAI menyarankan, wacana menerapkan full day school harus melalui kajian yang matang. Pertimbangan Mendikbud dalam mengusulkan kebijakan ini, lebih karena faktor menyesuaikan dengan orangtua yang bekerja, sehingga jadwal anak diubah.

''Dari sisi paradigma sudah bermasalah. Penerapan suatu program harus diikuti dengan perbaikan yang memadai. Tidak hanya dengan 'mengandangkan' anak di sekolah semata. Tanpa ada perbaikan sistem pendidikan dengan spirit menjadikan lingkungan sekolah yang ramah bagi anak, maka memanjangkan waktu sekolah malah akan menyebabkan potensi timbulnya kekerasan di lingkungan sekolah," ucap Asrorum.

Disebutkan, banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam menerapkan wacana full day school. Seperti penambahan beban guru, penambahan biaya untuk kegiatan, penyesuaian kegiatan anak dan orang tua yang sudah ada, orang tua yang tidak bekerja, anak yang harus membantu orangtua dan keragaman kondisi sosial di berbagai daerah.

"KPAI siap memberi masukkan dan segera akan bertemu dengan Mendikbud. Niat baik harus dilakukan dengan cara yang baik, dan meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan," kata Asrorum.(X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya