Menteri Siti Waspada Titik Api

Lina Herlina
09/8/2016 10:25
Menteri Siti Waspada Titik Api
(ANTARA/Nova Wahyudi)

MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar waspadai meningkatnya jumlah titik api. Demikian dikatakan Siti saat berada di Kabupaten Bulu-kumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), kemarin.

Siti mengemukakan hal itu terkait dengan munculnya beberapa titik api menurut pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru beberapa hari lalu. BMKG Pekanbaru melalui satelit modis Aqua miliknya memantau munculnya beberapa titik panas di Riau setelah sebelumnya sempat hilang.

Siti mengaku sudah memo-nitor kejadian tersebut sejak dilaporkan tiga hari lalu. “Kita kan sudah punya tim patroli terpadu sehingga jika ada laporan, langsung ditangani. Jadi yang di Riau itu sudah dalam penanganan. Pemadaman tentu saja sudah dilakukan. Baik patroli darat maupun water boombing sudah dilakukan tiap hari. Bahkan sudah sejak Januari,” urai Siti Nurbaya.

Menteri LHK juga menjelaskan kemungkinan peningkatan titik panas itu bisa saja terjadi. “Tapi harus diingat, ada hotspot atau titik panas, belum tentu ada titik api. Tapi kita tetap saja harus waspada,” tegasnya.

Belum ada laporan
Di Sulawesi Selatan, meski pada 2015 Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melansir bahwa di wilayah itu terdapat 23 titik api di 24 kabupaten/kota yang ada, pada 2016 ini belum ada laporan sama sekali.

Kepala BPBD Sulsel Syamsibar mengatakan, saat ini pihaknya lebih mewaspadai fenomena La Nina daripada kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Alasannya, karena di Sulsel sejak beberapa tahun terakhir angka kasus karhutla tidak terlalu menonjol, apalagi jika dibandingkan dengan beberapa daerah lain, dan menurutnya BPBD sudah siap untuk menangani karhutla.

“Kesiapan BPBD itu lintas sektoral, kita fungsinya koordinatif. Yang besar peranan-nya di sini ialah dinas kehutanan. Alhamdulillah di Sulsel karhutla tidak menonjol,” pungkasnya.

173 titik panas
Di Pekanbaru, Riau, terjadi pelonjakan jumlah titik panas. Berdasarkan pantauan terakhir satelit Terra dan Aqua, kemarin, terdeteksi 173 titik panas di seluruh Sumatra. Jumlah itu meningkat dari sehari sebelumnya sebanyak 161 titik.

Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin mengatakan titik panas terbanyak lagi-lagi terpantau terdapat di Sumatra Selatan yakni 51 titik, Bangka Belitung (40), Sumatra Utara (40), Riau (22), Lampung (13), Sumatra Barat (10), Bengkulu (4), Jambi (2), dan Kepulauan Riau (1).

“Cuaca panas hingga 35 derajat celsius masih menjadi pendorong meningkatnya titik panas,” ujar Sugarin.

Adapun untuk Riau, lanjut Sugarin, sebanyak 22 titik panas kebakaran hutan dan lahan terpantau tersebar di Rokan Hilir (7 titik),
Pelalawan (4), Kampar (3), Bengkalis, Rokan Hulu, dan Kuantan Singingi masing-masing 2 titik, serta Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir masing-masing 1 titik.

Sementara itu, Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau Edwar Sanger mengatakan pihaknya kini didukung tambahan dua helikopter WB jenis bell 214 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Sehingga saat ini di Riau ada enam pesawat water boombing yang terdiri dari 1 heli MI 8,1, heli MI 171, 2 heli bell 214, dan 2 pesawat air tractor,” jelas Edwar yang juga menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau itu.

Ia menjelaskan total luas lahan yang terbakar sepanjang 2016 mencapai 1.399,6 hektare. Selain melaksanakan water boombing, pihaknya juga melakukan penyemai-an garam sebanyak 27 ribu kilogram di langit Riau. (RK/YH/H-2)

lina@mediaindonesia.com,



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya