Potong Pantan Tolak Hal Buruk

MI
08/8/2016 11:34
Potong Pantan Tolak Hal Buruk
(MI/Richaldo Hariandja)

SEBUAH kayu panjang putih yang terbungkus kain sarung membentang di gapura buatan selebar 3 m dan tinggi 2 m. Gapura itu sengaja dibuat untuk upacara penolakan ‘hal buruk’ di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng), kemarin.

Rombongan yang terdiri atas Deputi Bidang Konstruksi, Operasional, dan Perawatan Badan Restorasi Gambut (BRG) Alue Dohong, Kadishut Kalteng Sipet Hermanto, Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo, Rektor Universitas Palangka Raya Ferdinan, serta Kasubdit Kemitraan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Afrizal MH berdiri di satu sisi, sedangkan pemangku adat Desa Pilang, Kecamatan Jabiren Raya, berada di sisi lain.
Siang itu, upacara Potong Pantan dilakukan dalam rangka mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2016.

“Saya kelahiran Palangka Raya. Jadi, saya merasa menjadi bagian dari suku Dayak,” ucap Edy sebelum mengayunkan mandau ke kayu itu sebagai pihak pertama.

Selama sekitar 10 menit, rombongan bergantian mengayunkan senjata tradisional suku Dayak, mandau, ke batang itu untuk mematahkannya. Dikabarkan, kayu yang patah dipercaya membuang hal buruk dari desa selama tahun itu.

“Tahun lalu, mantan PJ (pelaksana jabatan) Gubernur Kalteng terkesan main-main. Itu sebabnya, mungkin ya, karhutla tahun kemarin dahsyat dan ada juga kecelakaan pesawat yang ditemukan di dekat Kalteng,” terang warga pendatang, Aldo Salis.

Setelah upacara, rombongan dibawa ke tengah panggung. Alue sekaligus melakukan peresmian 200 sumur bor yang dibuat warga dengan bantuan pendanaan penuh dari BRG.

Selain itu, kata Alue, BRG juga hendak membangun sistem peternakan di lahan gambut. Kawasan gambut yang tidak ditanam hanya akan ditumbuhi tumbuhan paku-pakuan. Hal itu cenderung meningkatkan risiko kebakaran. “Kalau di musim panas, paku-pakuan akan menjadi kering dan menjadi bahan bakar juga. Nah, kenapa tidak kita jadikan saja dia pakan ternak,” terang Alue.

Karena itu, dirinya meminta warga Pulang Pisau tidak risau jika menemukan perwakilan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang berjalan-jalan di daerah gambut Pulang Pisau. IPB, kata Alue, akan menjadi rekan untuk pengembangan pertanian di kawasan gambut. (Richaldo YH/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya