Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PERNAHKAH terbayang bahwa suatu saat nanti generasi anak cucu kita tidak dapat lagi mendengar auman harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae)?
Berdasarkan data World Wide Fund for Nature (WWF), populasi salah satu spesies kucing besar yang menjadi ikon hewan dunia itu mengalami pengurangan sebanyak 90% di dunia.
Di tahun ini saja tinggal 3,871 ekor, dengan 371-nya berada di Indonesia. Padahal, 100 tahun silam ada 100 ribu ekor lebih di dunia.
Itulah sebabnya, Rimbang Baling yang terletak di antara Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, sangat penting dijaga. Taman suaka margasatwa itu satu-satunya rumah terakhir harimau sumatra.
“Dari sekian banyak kawasan di Indonesia, cuma Rimbang Baling yang belum berstatus taman nasional, seperti Bukit Tiga Puluh. Kan sudah ada pendanaan yang cukup. Coba bayangkan! Rimbang Baling yang seluas 142 ribu hektare hanya dikelola dua orang dengan mengendarai motor butut. Ini kan miris,” kata ahli ekologi sekaligus satwa liar Sunarto pada talkshow Rimbang Baling Lanskap sebagai Penjaga Denyut Nadi Harimau Sumatra, di Jakarta, kemarin.
Pada acara untuk memperingati Hari Harimau Sedunia itu, hadir pula Koordinator Yayasan Pendidikan dan Konservasi Alam (YPKA) Agustinus Wijayanto. Ia mengaku masih banyak kendala yang harus diselesaikan jika ingin menjadikan Rimbang Baling rumah terakhir harimau sumatra.
“Ancaman di sana tinggi. Pembalakan hutan masih sering terjadi, ditambah sampah plastik,” tambahnya.
Agustinus mengajak gerakan penyadaran di masyarakat dan beberapa pihak terkait sebagai langkah nyata menyelesaikan persoalan itu, misalnya memperketat pengawalan adat di daerah tersebut seperti lubuk larangan atau dengan penyadaran lewat lembaga agama MUI dan lainnya.
Lebih lanjut, Sunarto menambahkan usaha melindungi harimau sumatra dari kepunahan tidak bisa dilakukan sendiri. “Jumlah 371 itu bukanlah angka yang banyak, makanya harus ada kerja sama antara WWF, KLHK, YPKA, perusahaan di sana, masyarakat, media, dan seluruh instansi terkait,” pungkasnya.
Di sisi lain, Direktur Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Listiya Kusuma Wardani mengakui payung hukum untuk mengatur hutan konservasi sebenarnya sudah kuat.
“Ya kita masih merujuk ke UU No 5 Tahun 1990 walaupun akan direvisi. Yang jelas kami akan menindak oknum-oknum pembalakan termasuk dari perusahaan. Kan saat ini Kementerian LHK sudah menetapkan harimau sumatra sebagai satwa prioritas tinggi yang harus dilindungi habitatnya agar tetap hidup,” jelasnya.
Harimau sumatra terkenal keindahan kulitnya yang berwarna kuning keemasan dengan motif belang yang kadang dipakainya sebagai kamuflase. Penglihatan harimau enam kali lebih baik daripada manusia di malam hari.
Auman gagah harimau pun terdengar hingga radius 3 km dan dengan tangkas ia mampu menyeberangi sungai hingga 6-7 km. Harimau bahkan sanggup berenang dengan jarak hingga 29 km dalam satu hari. (*/X-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved