LIPI Selenggarakan Ewin untuk Kumpulkan Data Ilmiah

Mlt
03/8/2016 05:50
LIPI Selenggarakan Ewin untuk Kumpulkan Data Ilmiah
()

SEBANYAK 23 peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dari berbagai bidang, seperti laut dalam, geologi, plankton dan produktivitas primer, biogeokimia kelautan, fisika oseanografi, taksonomi, dan kimia oseanografi, kembali menyelenggarakan Ekspedisi Widya Nusantara (Ewin) 2016 yang berlangsung pada 4-26 Agustus di perairan Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Kepala Pusat Penelitian O­seanografi LIPI Dirhamsyah mengungkapkan data ilmiah yang akurat mengenai kondisi sumber daya hayati laut dan konektivitas ekologi di kawas­an Sumba masih sangat minim. Karena itu, ekspedisi itu bertujuan mengumpulkan data ilmiah dan informasi, khususnya di perairan Sumba.

“Setidaknya bisa menyediakan data-data soal perairan,” ungkapnya dalam konferensi pers pelepasan Ewin di Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Jakarta, kemarin.

Koordinator Ewin, Udhi Eka Hernawan, menerangkan terdapat empat fokus riset Ewin, yakni pada potensi hayati, oseanografi, potensi pencemar­an, dan sejarah geologi.
Pada potensi hayati, peneliti akan meneliti terumbu karang dengan mengambil jenis, struktur bentuk, dan sebarannya.

Penelitian potensi hayati juga akan dilakukan pada ikan di terumbu karang dan padang lamun (ekosistem laut dangkal) untuk mengetahui jenis ikan bernilai ekonomis.

“Pada oseanografi, penelitian dilakukan untuk mengetahui arus dan suhu yang memengaruhi dinamika nutrien, produktivitas perairan, dan potensi perikanan yang menjadi dasar berlangsungnya jaring-jaring makanan di laut,” terang Udhi.

Sementara itu, penelitian terkait dengan potensi pencemaran akan berfokus pada mikroplastik dan logam berat. Pasalnya, menurut perhitungan matematis, Indonesia dinilai sebagai produsen sampah plastik laut terbesar kedua di dunia. “Bisa jadi sampah-sampah itu berasal dari Asia Pasifik yang kemudian terperangkap di perairan Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, mikrofosil dan sedimen laut merupakan dua hal yang akan menjadi fokus untuk mengetahui dan mendalami sejarah geologi. Dengan mengambil tipe, pola, dan sebaran pada sedimen laut, aktivitas letusan gunung api yang membentuk kaldera-kaldera di Flores dan sekitarnya diharapkan dapat terungkap.

Dirhamsyah pun berharap ekspedisi dengan kapal Ba­runa Jaya VIII ini dapat menjadi basis, di antaranya untuk mitigasi bencana dan pengelolaan pulau-pulau di Indonesia. (Mlt/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya