Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah yang bekerja sama dengan Turki tetap beroperasi normal dan tidak terpengaruh dengan permintaan penutupan yang dikeluarkan Kedutaan Besar (Kedubes) Turki kepada pemerintah Indonesia. Pihak sekolah juga yakin sekolah mereka tidak akan ditutup setelah adanya pernyataan jaminan dari pemerintah.
Kepala Sekolah Pribadi Depok, Jawa Barat, Maman Firmansyah, mengatakan tidak ada perubahan kegiatan belajar setelah ramai pemberitaan terkait permintaan penutupan tersebut. Sekolah Pribadi termasuk salah satu dari sembilan sekolah yang diminta ditutup oleh Kedubes Turki. "Kegiatan di Sekolah Pribadi tetap sama. Mereka masih belajar seperti biasa," kata Maman, kemarin.
Dalam siaran pers Kedubes Turki, Kamis (28/7), Kedubes Turki meminta pemerintah Indonesia menutup sembilan sekolah yang terkait dengan Organisasi Fethullah (Feto), organisasi yang dipimpin Fethullah Gulen, ulama yang dituding Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai dalang kudeta.
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menegaskan sekolah-sekolah tersebut tidak akan ditutup.
Berdasarkan pantauan Media Indonesia, walaupun dituding terkait dengan kelompok Feto, siswa dan guru di Sekolah Pribadi melakukan kegiatan seperti biasa. Murid-murid tingkat dasar terlihat berolahraga di lapangan basket sekolah. Kegiatan di ruang kelas juga berjalan normal.
"Kondisi lingkungan di sekolah itu ataupun kondisi pendukung berupa lingkungan sekitar sekolah berada, berjalan kondusif. Mereka nyaman setelah pemerintah RI mengeluarkan pernyataan," papar Kepala Humas Sekolah Pribadi, Ari Rosandi.
Di sisi lain, perintah penutupan yang dikeluarkan Kedubes Turki juga tidak menyurutkan orangtua untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah tersebut. Budayawan Yogyakarta, Emha Ainun Nadjib, mengaku tidak percaya dan tidak terpengaruh dengan rilis Kedubes Turki tersebut.
Cak Nun, panggilannya, mengaku dua anaknya bersekolah di SMP/SMA Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School, Yogyakarta, salah satu sekolah yang diminta ditutup. Bahkan dia akan memasukkan satu anak lagi. "Dua yang sudah sekolah di sini dan mau yang ketiga," katanya, kemarin.
Ia menjelaskan prestasi sekolah tersebut sangat luar biasa. Sekolah ini ialah produsen pemenang-pemenang olimpiade. (KG/AU/WJ/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved