Tak cuma Vaksin Dipalsukan

Budi Ernanto
28/7/2016 06:10
Tak cuma Vaksin Dipalsukan
(MI/RAMDANI)

WAKIL Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Irjen Antam Novambar mengungkapkan bahwa vaksin bukan satu-satunya produk medis yang dipalsukan.

Pihaknya kini fokus mengusut dugaan pelanggaran yang berdampak negatif terhadap kesehatan konsumen tersebut.

Adanya produk medis selain vaksin yang dipalsukan, ujar Antam, diketahui setelah Satuan Tugas Penanganan Vaksin Palsu menggelar beberapa kali rapat.

Namun, ia belum bersedia menyebutkan produk medis yang dimaksud.

"Kami sedang fokus menangani semua pemalsuan (produk) medis itu. Tidak cuma vaksin (yang dipalsukan)," kata Antam di Mabes Polri, kemarin.

Sekjen Kementerian Kesehatan Untung Suseno Sutarjo mengamini pernyataan Bareskrim bahwa tidak hanya vaksin yang dipalsukan. Menurutnya, juga ditemukan obat palsu.

"Kalau obat palsu sebenarnya sudah banyak dilaporkan oleh Badan POM dan dilanjutkan ke meja hijau. Dengan adanya satgas yang terdiri atas Kemenkes, Badan POM, Polri, upaya ini dapat lebih baik."

Direktur Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia Marius Widjajarta mendorong penegak hukum lebih cepat bergerak untuk menindak pelaku pemalsuan semua produk medis.

Menurutnya, pemalsuan obat sudah berlangsung sejak lebih dari 30 tahun silam, tapi hingga kini belum ada tindakan yang berarti.

"Selama ini yang ada hanya public warning. Tidak ada tindak lanjut berarti," cetusnya.

Dia katakan, sampai saat ini pemerintah hanya fokus melakukan penyelesaian masalah di hilir tanpa ada upaya investigasi ke hulu.

"Apalagi semenjak dua tahun terakhir setelah pengawasan obat jadi ke Kemenkes. Semua jadi lebih tidak jelas dan seakan tidak terawasi."

Marius menyambut baik upaya penanganan kasus pemalsuan produk medis, tetapi ia mengingatkan perlunya usaha ekstra untuk mengungkap lebih jauh ke sumber masalah.

"Kalau memang Bareskrim berusaha bergerak, ya harus total. Jangan hanya kerja di hilir menangkap penyebar dan pengguna tanpa mengungkap sumber pembuat. Harus total agar masyarakat terlindungi," tandas Marius.

Dunia kesehatan di Tanah Air belum lama dihebohkan oleh terbongkarnya peredaran vaksin palsu yang diperkirakan berlangsung sejak 2003.

Dalam kasus ini, penyidik Polri telah menyerahkan berkas perkara 23 tersangka ke Kejaksaan Agung.


Limbah medis

Untuk mencegah terulangnya pemalsuan vaksin, Pemkot Bekasi, Jawa Barat, menggagas tempat penampungan limbah medis dari 34 rumah sakit swasta di wilayah tersebut secara terintegrasi.

"Kami ingin membangun tempat pengolahan limbah medis bersama antara rumah sakit satu dan yang lain agar tidak terjadi penyalahgunaan," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, kemarin.

Menurut dia, Pemkot Bekasi telah memiliki peraturan daerah terkait pengolahan limbah medis, tetapi belum mengatur prosedur pemusnahannya.

Salah satu pemicu beredarnya vaksin palsu di Kota Bekasi ialah adanya pihak yang mendaur ulang kemasan vaksin asli dan mengisinya dengan cairan palsu.

Dari Tangerang, RS Ibu dan Anak Mutiara Bunda, Ciledug, menerima 1.000 pasien lebih yang meminta vaksinasi ulang.

Data pasien tersebut akan diserahkan kepada Kemenkes untuk diverifikasi karena tidak semua akan divaksin ulang.

Vaksinasi ulang memang hanya untuk korban vaksin palsu. (Pro/Mut/Ant/X-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya