Energi Baru dan Terbarukan masih Sebatas Wacana

Nda/H-1
26/7/2016 11:43
Energi Baru dan Terbarukan masih Sebatas Wacana
(ANTARA/Sigid Kurniawan)

ENERGI baru dan terbarukan di Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan energi nasional. Padahal, di negara-negara maju, energi fosil mulai dikurangi dan lebih baik disimpan untuk cadangan agar tidak habis. Anggota Dewan Energi Nasional, Tumiran, menyampaikan hal itu di sela-sela Outlook Energi 2016 yang diselenggarakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dalam rangka Kongres Teknologi Nasional menyambut Hari Kebangkitan Teknologi di Jakarta, kemarin.

“Meskipun energi baru dan terbarukan itu ramah lingkungan, PLN tidak tertarik untuk membeli karena harganya tidak ekonomis. Investor juga tidak melirik karena sampai sekarang belum jelas meski pemerintah sudah memiliki peraturannya,” ujar Tumiran. Kendalanya, lanjut dia selain tidak ada kepastian harga, produk energi yang dihasilkan belum maksimal. Kementerian Keuangan pun baru mulai terbuka dan tertarik dengan energi baru dan terbarukan. “Kemenkeu mau membiayai proyek itu, tapi nilainya tidak seberapa,” tambah Tumiran.

Kekhawatiran yang sama juga dikemukakan Kepala BPPT, Unggul Priyanto. Dia menyebutkan Indonesia memiliki cadangan batu bara dan gas cukup besar. Namun, faktanya sumber-sumber energi itu banyak diekspor. “Yang terjadi nantinya justru Indonesia akan mengimpor batu bara dan gas, sebab stok yang ada di dalam negeri akan habis diekspor. Sementara itu, di luar negeri seperti Jepang dan Tiongkok memiliki cadang­an energi nasional. Padahal, kebutuhan energi Indonesia pada 2050 diprediksikan akan naik delapan kali lipat,” jelas Unggul.

Untuk menyelamatkan cadangan energi nasional, lanjut Unggul, BPPT akan mendorong tumbuhnya industri-industri hijau. Selain akan menciptakan lingkungan yang sehat, itu bisa mendorong pengurangan emisi gas karbon. Sektor industri, lanjut Unggul, menyumbang gas rumah kaca terbesar karena bersumber pada e­nergi fosil. “Baru di Indonesia lo yang hingga kini seluruh industri maupun transportasi menggunakan energi fosil,” pungkasnya. (Nda/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya