Peta Jalan Energi Nuklir Dibuat

Ant/*/H-1
25/7/2016 12:38
Peta Jalan Energi Nuklir Dibuat
(Inti nuklir--MI/Susanto)

KEPALA Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan pembuatan pemikiran mendasar atau peta jalan pengembangan teknologi nuklir untuk energi listrik jangan disalahartikan bahwa Indonesia akan langsung membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Namun, pada satu masa nanti, Indonesia butuh energi alternatif karena energi listrik yang dihasilkan saat ini akan menurun.

“Ini cuma ‘peta jalan’, kan bukan berarti 10 tahun lagi kita punya PLTN,” kata Djarot saat ditemui di sela-sela pelatihan Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) 2016 yang digelar Kemenristek dan Dikti di Serpong, Tangerang Selatan, kemarin. Menurut dia, yang sedang ingin dibangun Batan tidak lain ialah Reaktor Daya Eksperimental (RDE) di Puspiptek Serpong, sedangkan kerja sama pendanaan yang ingin dilakukan dengan pihak Rusia pun bukan untuk membangun PLTN, melainkan hanya RDE.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto mengatakan pada suatu titik, penggunaan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik tidak bisa terelakkan. Menurut dia, sejauh ini sumber energi paling potensial di Indonesia ialah panas bumi. Namun, lokasinya sangat sporadis dan jika dikembangkan untuk pembangkit listrik, jumlahnya tidak akan besar dari satu lokasi.

Sejauh ini, pembangkit listrik tenaga uap dengan batu bara menjadi pilihan atau opsi yang paling masuk akal untuk bisa menghasilkan energi listrik dengan skala besar bahkan hingga mencapai 1200 Mw. Pilihan pembangkit listrik tenaga air yang bisa menghasilkan energi berskala besar, menurut Unggul, akan sulit terealisasi karena pasokan air.

Seluruh kalkulasi terkait dengan kebutuhan dan potensi energi telah diperhitungkan ahli BPPT dan dituangkan di outlook energi BPPT yang akan dikeluarkan saat Kongres Teknologi Nasional yang digelar pada 25-27 Juli 2016, di Jakarta. Dalam kongres itu, teknologi dan kebijakan energi yang tepat untuk Indonesia akan dibahas seluruh pemangku kepentingan.(Ant/*/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya