Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
POSKO Pengaduan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) telah menerima 155 laporan yang masuk. Secara keseluruhan, MPLS dinilai berhasil mengurangi tingkat kekerasan siswa yang biasa terjadi pada tahun sebelumnya.
"Laporan pengaduan tentang pelanggaran MPLS saat ini berjumlah 155 pengaduan, semuanya seputar hal-hal yang relatif bisa cepat diatasi atau minor. Saya bersyukur alhamdulillah hingga saat ini MPLS berjalan lancar dan aman, tidak ada kejadian ekstrem seperti kekerasan di masa lalu, misalnya cedera, luka bahkan ada yang meninggal," ungkap Irjen Kemendikbud Daryanto saat dihubungi, Kamis (21/7) petang.
Daryanto menegaskan, kondisi ini membuktikan Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang MPLS cukup berhasil dan efektif.
Saat ditanya bentuk laporan pengaduan MPLS, Daryanto mencontohkan terdapat siswa yang ditugasi membawa balon gas, membawa tanaman, membuat papan nama dengan ukuran tidak wajar dan setiap hari harus berganti warna. Ada pula siswa dipaksa hadir terlalu pagi mulai pukul 5.00 WIB.
"Jadi intinya masih ada tugas-tugas yang memberatkan siswa, dan sekolah itu masih terlalu bertumpu atau melibatkan siswa senior, seharusnya guru lah yang menangani," ungkap Daryanto yang juga terjun langsung memonitor ke sejumlah sekolah di Tangerang, Banten, dan Karawang, Jawa Barat.
Pada bagian lain, saat Rapat Kerja Mendikbud Anies Baswedan dengan Komisi X di Ruang Rapat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Senayan, Jakarta, Kamis (21/7) siang, DPR juga mengapresiasi pelaksanaan MPLS yang dipandang dapat menekan kekerasan siswa.
Esti Wijayanti, anggota Komisi X DPR dari Dapil Yogyakarta, mengemukakan, MPLS memberi dampak signifikan pada jumlah kekerasan di Yogyakarta saat hari pertama masuk sekolah.
"Alhamdullilah, PLS di Yogyakarta berlangsung dengan antusiasme masyarakat Yogyakarta, dan mengurangi kekerasan di sekolah saat hari pertama sekolah," kata Esti.
Menurutnya, biasanya hari pertama sekolah sudah ada laporan kekerasan yang masuk dari sekolah, tetapi kali ini jauh berkurang.
Anies menjelaskan bahwa terobosan di awal tahun ajaran baru dengan MPLS terkait dengan kekerasan yang sudah menjadi fenomena kebiasaan di setiap awal tahun.
"Kami melihat ini sudah kebiasaan di awal tahun dan sempat ditanyakan berapa statistik kekerasan anak di sekolah, bagi kami angka statistik kekerasan tidak penting karena satu kekerasan saja tidak bisa diterima," tegasnya.
Menurut Mendikbud, anak bagi seorang ibu merupakan segalanya dan tidak bisa diterima setiap kekerasan yang dilakukan sehingga kekerasan itu perlu dipotong. Karena itu, orientasi siswa tahun ini berubah dengan MPLS yang menyetop perpeloncoan.
Pada kesempatan sama, Popong Djunjunan, anggota legislatif Dapil Jawa Barat ikut mengapresiasi. "Saya apresiasi MOS (Masa Orientasi Sekolah) yang menjadi MPLS bahkan orangtua diimbau mengantar anak sekolah," ujarnya. Walau diakui imbauan mengantar anak sekolah telah berjalan lebih dulu di negara maju. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved