Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ORANGTUA yang memiliki bayi untuk bisa lebih peduli pada kesehatan kulit sang buah hati. Soalnya, orangtua kerap kali tidak menyadari bahwa kulit bayi yang sensitif rentan menimbulkan penyakit apabila tidak dirawat dengan benar.
"Orangtua kerap kali menyepelekan kesehatan kulit bayi. Mereka tidak sadar bahwa kulit bayi berbeda dari kulit orang dewasa. Padahal kulit bayi relatif lebih mudah melakukan absorbsi dibanding kulit dewasa," kata Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) drg. Widyawati, MKM di Jakarta, Selasa (28/3). Kondisi kulit bayi yang rentan tersebut terjadi karena kulit bayi lebih memiliki tingkat keasaman (pH) yang lebih tinggi dari orang dewasa.
Ia mencontohkan salah satu masalah kulit yang paling sering dialami bayi karena kelalaian orangtua ialah ruam popok atau diaper rash. Ruam popok merupakan infeksi pada kulit yang dialami oleh bayi karena penggunaan popok yang tidak tepat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat penyakit yang kerap terjadi di bagian lipatan tubuh dan area genital bayi itu memiliki prevalensi global hingga 16,5%. Meski tidak menimbulkan fatalitas, ruam popok mampu membuat kualitas istirahat dan kesehatan buah hati terganggu apabila tidak ditangani dengan tepat. Penyebabnya pun beragam mulai dari ukuran popok yang terlalu ketat, kebiasaan jarang mengganti popok, hingga cara membersihkan alat genital yang tidak tepat.
Baca juga: Serangan Epilepsi yang Lama Ganggu Perkembangan Otak Anak
Maka dari itu Widyawati membagikan beberapa langkah untuk mencegah penyakit ruam popok pada bayi. Pertama, orangtua bisa menggunakan popok sesuai dengan berat badan anak. Tujuannya, anak tidak terlalu banyak mengalami gesekan dengan bahan popok.
Kedua, orang tua harus rutin menggantikan popok pada bayi dan membersihkannya sebisa mungkin dengan air bersih. Idealnya orangtua perlu mengganti popok pada bayi setiap tiga hingga empat jam sekali sehingga mencegah penumpukan bakteri dan kuman di area penggunaan popok. Dengan demikian, anak bisa terhindar dari penyakit ruam popok yang bisa menurunkan kualitas kesehatan anak.
Bila ternyata kulit anak lebih sensitif, orangtua juga dapat menggunakan krim di bagian kulit bayi yang kerap bergesekan dengan popok. "Menjaga kesehatan kulit adalah salah satu kebiasaan yang baik dan harus diajarkan sejak kecil. Dengan begitu hal ini bisa membuat anak memiliki kesadaran tinggi untuk melakukan hal tersebut seumur hidupnya," kata Widyawati. (Ant/Z-2)
Penggunaan bedak tabur pada bayi baru lahir dapat berisiko menyebabkan bayi mengalami kesulitan bernapas.
Pemilihan popok yang tepat amat penting agar bayi bisa bergerak nyaman tanpa gangguan. Terlebih saat ia belajar berjalan.
Sejauh ini, Makuku telah menjalin kerja sama dengan 30 rumah sakit serta posyandu dalam memberi edukasi pentingnya perawatan bayi terkait kesehatan kulit
YTerkait kenaikan temperatur, dr. Fellycia Trie W., Sp. A, mengatakan, “Bukan hanya pada orang dewasa, masalah kulit justru lebih rentan terjadi pada bayi."
Salah satu penyebab dermatitis popok adalah karena daya serap popok yang rendah dan popok tidak diganti secara berkala sehingga menyebabkan popok bocor dan menggumpal.
Penting untuk memilih bahan untuk perawatan tepat pada kulit sensitif si kecil. Bahan perawatan itu termasuk tisu lotion yang mengandung gliserin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved