Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
ORANG Minang terkenal sebagai etnik yang gemar merantau. Di tanah rantau, orang Minang mengadu nasib dan menyatu dengan lingkungan. Tak pernah dikenal ada kampung Minang ataupun kampung Padang.
Di sisi lain, orang luar memandang Minang sebagai ranah kuliner. Mungkin tak ada orang yang tidak tahu bahkan tidak pernah mencicipi masakan padang di Nusantara itu.
Di luar masakan padang, kuliner seperti kerupuk sanjai, karak kaliang, keripik balado, kerupuk jangek (kulir sapi), ampiang dadiah, dendeng, dan rendang ialah identitas Minang yang dikenal luas.
Tidak mengherankan jika perantau Minang pulang kampung, kuliner atau penganan itu selalu menjadi bumbu cerita relasi yang konkret.
"Kalau enggak bawa kerupuk sanjai dan kerupuk lainnya, enggak usah balik lagi ke Jakarta," kata Kiki Amelia, pemilik toko grosir di Tanah Abang, Kamis (7/7).
Ia menceritakan, tiap kali pulang kampung saat Lebaran, ia bersama suami selalu membawa pakaian muslim 2-3 kodi di koper. Barang dagangannya di Tanah Abang tersebut dibagikan ke sanak keluarga dan orang kampung.
Pulang kampung kali ini, ia mendapat titipan teman-teman. Selain itu, tentu inisiatif untuk oleh-oleh pelepas tanya tetangga dan kolega. Untuk oleh-oleh, Kiki memilih gerai khas oleh-oleh Minang yang tersebar di ruas jalan Kapas Panji dan Padang Lua.
Jika Kiki memilih gerai tertentu untuk membeli oleh-oleh, lain halnya dengan Agusli. Pengusaha yang berdomisili di Medan itu memilih pusat kuliner kaki lima di Pasar Lereng Bukittinggi untuk membeli kerupuk sanjai dan karak kaliang.
Pasar Atas dan Pasar Lereng, baginya, juga mengembalikan nostalgia saat besar di Bukittinggi. Sebelum membeli oleh-oleh, ia menyempatkan diri untuk berpetualang kuliner; makan pical sikai, ampiang dadiah dan soto Haji Mina, serta nasi kapau.
Kebiasaan perantau membeli oleh-oleh untuk dibawa ke rantau berdampak pada omzet sejumlah pengusaha makanan dan oleh-oleh di Bukittinggi.
Pemilik gerai kerupuk sanjai Nitta, Tapianauli yang dikenal dengan nama sapaan Nitta, merasakan efek pulang kampung para perantau. Pada hari biasa, hanya 400 bungkus sanjai balado habis. Untuk Lebaran ini, ia menyiapkan 1.000 bungkus per hari.
Keripik belut goden
Di Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, keripik belut selalu diĀburu para pemudik khususnya yang akan kembali ke kota tempat mereka selama ini bekerja. Keripik itu memang terbuat dari belut binatang air yang kini mulai jarang.
Pemkab Sleman telah membangun sebuah lokasi yang khusus menjual keripik belut sebagai makanan yang khas. Tempat penjualannya berada di Pasar Kuliner Belut di Godean, Kabupaten Sleman. Di tempat itu, pengunjung dapat memilih aneka olahan belut termasuk keripik belut dan makanan jajanan lainnya.
Namun, jika Anda ingin yang lebih segar lagi, tidak ada salahnya membeli keripik belut itu di tempat pembuatnya. Salah satunya di tempat Ibu Wanti yang ada di Dusun Klaci II, Desa Margoluwih, Seyegan, Sleman.
Keripik belut itu dibuat dari belut segar yang didatangkan dari berbagai daerah di luar DIY. DIY sendiri sudah mengalami kesulitan pasokan.
Permintaan keripik belut pada libur Lebaran ini, menurut Wanti, mengalami kenaikan hingga hampir tiga kali lipat. "Kalau sebelum puasa sekitar 50 kilogram per hari, saat ini sekitar 140 kilogram per hari," kata dia.
Namun, tambahnya lagi, untuk mendapatkan bahan bakunya, tidak jarang ia harus berburu hingga Jawa Timur. Jika hanya menunggu, ia tidak akan mendapatkan belut sesuai dengan harapan. (Yose Hendra/Agus Utantoro/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved