Jurus Baru Berzakat di Istana Negara

Astri Novaria/X-7
01/7/2016 06:50
Jurus Baru Berzakat di Istana Negara
(ANTARA/PUSPA PERWITASARI)

PADA pagi yang cerah, satu per satu menteri Kabinet Kerja tiba di Istana Negara.

Kehadiran mereka kali ini bukan untuk menghadiri rapat terbatas bersama Presiden, melainkan untuk menyerahkan zakat kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Itulah tradisi baru yang digagas Presiden RI Joko Widodo.

Presiden mengumpulkan para menteri Kabinet Kerja beserta ratusan pejabat eselon I untuk menunaikan zakat di Istana Negara.

Hal itu dilakukan dalam rangka mengoptimalkan penerimaan zakat.

Data dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyebut potensi zakat di Indonesia sebesar Rp289 triliun.

Namun, pada 2015, penerimaan zakat baru terealisasi Rp3,7 triliun.

Diharapkan, pengumpulan zakat bersama para petinggi negara itu dapat menjadi contoh bagi pemerintahan daerah dan masyarakat agar kesadaran membayar zakat meningkat.

"Potensi zakat sangat besar, penelitian pada 2011 oleh ITB mengungkap potensi di 2010 ialah Rp217 triliun. Dengan perhitungan PDB, potensi di 2015 menjadi Rp286 triliun. Namun, penghimpunan zakat masih rendah, pada 2015 baru Rp3,7 triliun atau 1,3% dari PDB. Tahun ini, target kami cukup ambisius, Rp5 triliun," ujar Ketua Baznas Bambang Sudibyo saat memberikan sambutannya di Istana Negara, kemarin.

Sejak pukul 09.00 WIB, para menteri dan pejabat eselon I mulai berdatangan ke Istana.

Mereka terlihat mengantre giliran untuk dilayani petugas zakat.

Yang terlihat di dalam antrean ialah Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.

Hadir pula dalam kesempatan itu Kapolri terpilih Komjen Tito Karnavian yang mendadak membuat suasana di ruangan Istana Negara ramai dengan aktivitas pemberian ucapan selamat.

Tito mengungkapkan biasanya selama ini ia membayar zakat di kampung halamannya, di Palembang, setiap hari raya Idul Fitri.

Kali ini, Tito menyerahkan zakat penghasilan di Istana.

Namun, ia enggan menyebutkan nominal zakat yang ia serahkan kepada Baznas.

"Hari ini zakat penghasilan. Kalau zakat fitrah, saya di kampung. Alasannya, saya ingin memberikan langsung kepada orang yang betul-betul saya tahu dia tidak mampu," pungkasnya.

Presiden Jokowi pun telah menyalurkan zakat pada Selasa (28/6).

Zakat Presiden sebesar Rp40 juta diterima Bambang yang merupakan mantan pengurus PP Muhammadiyah itu.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya