Jalur Mudik Minim Fasilitas Kegawatdaruratan

Try/H-3
01/7/2016 07:00
Jalur Mudik Minim Fasilitas Kegawatdaruratan
(DOK PKGDI)

DI antara kabupaten/kota di seluruh Indonesia, baru sekitar 7,4% yang memiliki fasilitas kegawatdaruratan per Febuari tahun ini.

Padahal fasilitas kegawatdaruratan yang merupakan bagian dari sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) dapat menekan potensi jumlah korban luka dan meninggal akibat kecelakaan lalu lintas selama arus mudik dan balik Lebaran.

"Untuk menekan potensi kecacatan hingga kematian pada kejadian kegawatdaruratan selama mudik, dibutuhkan penanganan yang cepat dan tepat," ujar Ketua Umum Ikatan Konsultan Kesehatan Indonesia (Ikkesindo) Supriyantoro, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, ada sejumlah hal yang menyebabkan penerapan SPGDT belum maksimal, antara lain belum memadainya jumlah tempat tidur di Instalasi Gawat Darurat (IGD), keterbatasan alat dan jumlah tenaga medis berkompeten, serta belum semua RS terkoneksi dengan jaringan hotline gawat darurat 119.

Pada arus mudik dan balik Lebaran 2015 lalu, dari 3.049 total kasus kecelakaan lalu lintas, ada 657 korban tewas. Artinya, lanjut Supriyantoro, risiko kecacatan dan kematian cukup tinggi.

Karena itu, layanan kegawatdaruratan sangat dibutuhkan.

"Tetapi nampaknya pihak yang terkait dan masyarakat masih kurang peduli."

Berkaca dari hal tersebut, Indonesia Healthcare Forum (Indo HCF) bekerja sama dengan Ikkesindo dan Perhimpunan Kedokteran Gawat Darurat Indonesia (PKGDI) mengadakan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan personel serta penguatan SPGDT.

Berdasarkan data kecelakaan dan data fasilitas kesehatan di sepanjang jalur pantai utara Jawa, mereka memilih area-area untuk diberi pelatihan SPGDT, yakni Cirebon (Jawa Barat), Kendal (Jawa Tengah), dan Tuban (Jawa Timur).

Pelatihan diberikan mulai akhir Mei hingga awal Juni 2016, baik bagi tenaga medis maupun masyarakat awam.

Ketua Umum PKGDI Tri Wahyu Murni menambahkan, materi pelatihan yang diberikan mencakup training of trainers untuk membangun tenaga pengajar, pengayaan keterampilan basic life support bagi masyarakat awam, dan pelatihan penguatan sistem SPGDT. (Try/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya