Ajari Anak Jalanan Wujudkan Mimpi

Fetry Wuryasti/H-1
29/6/2016 11:23
Ajari Anak Jalanan Wujudkan Mimpi
(Sejumlah anak komunitas rumah anak langit memasang tulisan harapannya di pohon--ANTARA/Lucky R.)

TITI Sulastri, salah satu anak bimbingan Rumah Lagit, kemarin, menyampaikan mimpinya ingin agar musala dan saung yang roboh diterjang angin belum lama ini dibangun kembali untuk tempat beribadah dan bermain. Lain halnya dengan Rudi Irawan yang bermimpi dapat mengenyam pendidikan tinggi di dunia broadcasting.

"Kalau saya ingin agar anak-anak Indonesia dapat bebas dari kekerasan, hidup senang, dan bersekolah sampai universitas," tutur Restu, membacakan pohon mimpinya di Rumah Langit, Tangerang, kemarin.

Mereka yang punya mimpi itu merupakan anak jalanan yang berada di sekitar Tangerang Kota dan sedang diberi pendampingan oleh Komunitas Anak Langit. Berlokasi di pinggiran Sungai Cisadane, di Jl Tanah Gotjap Tangerang, tempat singgah itu dibangun dengan konsep yang hijau. Di dalamnya disediakan ruang belajar, perpustakaan, musala, saung-saung, dan lainnya.

Mukmin Kusnandar atau yang akrab disapa Kak John menyampaikan Komunitas Anak Langit merupakan yayasan rumah belajar dan pendampingan bagi anak jalanan. Dia dan komunitasnya ingin agar anak-anak mengetahui bahwa di langit, mimpi-mimpi mereka masih panjang.

"Semuanya digagas sejak melihat anak-anak jalanan berkeliaran di lampu merah dan belum ada yang mau tergerak untuk melakukan pendampingan. Kami kemudian berinisiatif merangkul mereka karena merupakan kewajiban orang dewasa, mendampingi anak-anak jalanan untuk menggapai mimpi, menjadi pribadi yang cerdas, kreatif, dan berbudi mulia. Dan orangtua mereka dengan kegiatan sosial."

Anak-anak yang singgah bebas melakukan apa saja sesuai dengan apa yang mereka inginkan asal perilaku mereka tetap dijaga.

Di Komunitas Anak Langit, anak-anak jalanan yang ditampung diajari berbagai macam ilmu, seperti materi ajar yang dipelajari di sekolah-sekolah formal, bahkan mereka juga diajari keterampilan kerja seperti bertani, bercocok tanam, berternak, menyablon, dan memperbaiki mesin.

"Memang tidak mudah awal mulanya me-rangkul mereka. Butuh waktu sekitar dua tahun melakukan pendekatan secara personal, sampai mereka berminat singgah dan belajar mengasah ilmu pelajaran serta kreativitas di sini," tutur Kak John. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengimbau para orangtua agar senantiasa menjaga dan mengawal anak-anaknya. (Fetry Wuryasti/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya