Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
RINITIS atau radang selaput lendir hidung bisa terjadi karena faktor alergi dan nonalergi. Namun, berdasarkan hasil penelitian tes diagnostik, rinitis lebih sering terjadi akibat alergi. Rinitis yang disebabkan karena faktor alergi disebut rinitis alergi.
"Pada umumnya penderita rinitis alergi mengalami peradangan selaput lendir hidung sebagai reaksi tubuh terhadap alergen (zat yang memicu reaksi alergi) berupa mikroorganisme di lapisan mukosa hidung," ujar dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) dari Rumah Sakit (RS) Bethsaida, Tangerang, Alexander Nur Ilhami, saat ditemui di RS tersebut, Kamis (23/6).
Gejalanya, lanjut Alexander, antara lain bersin-bersin, hidung gatal, berlendir, tersumbat, dan kadang mata juga ikut terasa gatal dan berair.
Berbeda dengan rinitis nonalergi yang lebih sering terjadi pada orang di atas usia 20 tahun, rinitis alergi lebih banyak dialami anak di bawah usia 10 tahun. Pasalnya, reseptor saraf di hidung mereka cenderung masih sangat peka terhadap bahan tertentu.
Misalnya debu, tungau rumah, bulu binatang, atau mungkin serpihan-serpihan benda kecil yang terhirup masuk ke hidung dan merangsang sistem imun tubuh sehingga memicu terjadinya reaksi alergi. Hal itu banyak dialami anak-anak yang lebih banyak beraktivitas di dalam rumah.
"Seiring bertambahnya usia, biasanya reaksi alerginya berkurang. Memang tidak dikatakan sembuh, tapi bisa terkontrol," imbuhnya.
Menurut Alexander, cara terbaik untuk mengontrol supaya reaksi alergi tidak muncul, yaitu dengan cara menghindari penyebab alergi tersebut serta menerapkan pola hidup sehat dan memakai obat-obatan yang dapat membantu mengontrol alergi.
Ia menambahkan, orang yang memiliki keluarga penderita alergi memiliki risiko lebih tinggi terhadap serangan penyakit rinitis alergi. Riwayat alergi dari keluarga tidak mesti berupa rinitis, tetapi segala jenis alergi.
"Alergi ada beberapa, rinitis alergi, alergi kulit atau dermatitis, juga asma. Jika ada anggota keluarga yang memiliki alergi-alergi itu meningkatkan persentase kemungkinan rinitis alergi pada anak," cetusnya.
Berdampak sinusitis
Lebih lanjut Alexander menjelaskan, baik rinitis alergi maupun nonalergi memiliki risiko dan bahaya yang sama. Jika peradangan dibiarkan terjadi terus-menerus hingga menimbulkan pembengkakan hebat pada selaput lendir hidung atau penyumbatan akibat penumpukan lendir yang berkepanjangan bisa memicu timbulnya sinusitis.
"Semakin lama hidung tersumbat dengan banyak lendir di situ akan menjadi area yang baik untuk pertumbuhan bakteri penyebab sinusitis," terangnya.
Selain sinusitis, lanjut dia, rinitis alergi juga bisa menimbulkan komplikasi masalah telinga dan tenggorokan. Terutama pada anak-anak, bisa menimbulkan infeksi di telinga yang berisiko gangguan pendengaran, juga menimbulkan amandel di tenggorokan.
Karena itu, kata Alexander, penting bagi penderita rinitis untuk menjalani pemeriksaan dan penanganan yang tepat. "Melalui pemeriksaan mikroskopi hidung, rontgen, dan CT scan bisa diketahui, kalau ternyata murni alergi, diobati secara bertahap, tergantung tingkat keparahannya."
Alexander menambahkan, selain memiliki layanan pemeriksaan standar THT, RS Bethsaida juga memiliki layanan pemeriksaan untuk menentukan alergi dan mengenali pemicunya. (Mut/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved