Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
JIKA Anda ingin meraih kesuksesan lebih dari yang diterima saat ini, keluarlah dari zona nyaman.
Hal itu tampaknya menjadi pegangan kuat Direktur Utama PT Pertamina Lubricants Gigih Wahyu Hari Irianto dalam menakhodai perusahaannya.
Semenjak dia menjabat sebagai pucuk pimpinan, Gigih ditantang untuk melebarkan sayap perusahaan pelumasnya ke mancanegara, tidak hanya berkutat pada pasar di dalam negeri.
Tidak tanggung-tanggung, anak usaha terbungsu PT Pertamina (persero) itu menargetkan menjadi 15 besar pemain pelumas di dunia.
Tentu tidak mudah meraih target itu karena umur perusahaan baru sekitar 2,5 tahun.
Karena itu, Gigih harus benar-benar menjalankan bisnis dengan keluar dari zona nyaman di dalam negeri.
Saat ditemui di kantornya di kawasan MH Thamrin, Jakarta, Gigih bercerita kepada Media Indonesia terkait dengan rencana besar perusahaan hingga 2020.
Pertamina Lubricants diminta menjadi perusahaan besar dunia tanpa melupakan pertumbuhan kinerja di dalam negeri.
"Tidak mudah. Karena itu, kita harus punya dasar bisnis yang kuat, kerja keras, dan bisa memitigasi risiko," ujar Gigih, Selasa (14/6).
Menurutnya, menjajaki pasar global tidak harus langsung berinvestasi fisik. Pendekatan pihaknya ialah lebih dulu mengakuisisi pasar di 14 negara, termasuk Tiongkok. "Kalau perkembangan pasarnya bagus, baru kita melihat potensi investasi fisik. Kalau langsung investasi fisik ternyata tidak laku, kita rugi. Itu sangat berisiko meski banyak pihak mendorong demikian," papar Gigih.
Langkah lain dari alumnus Institut Teknologi Sepuluh November itu ialah merangkul kendaraan sport premium, Lamborghini.
Kemitraan itu dinilainya cukup efektif. Masyarakat dunia menjadi sadar akan kehadiran merek pelumas Pertamina Lubricants, yakni Fastron.
Kerja sama itu pun, diakui Gigih, dilakukan untuk merambah pasar masyarakat kelas menengah ke atas dan global.
"Makanya kami tidak ragu merogoh kocek untuk kerja sama dengan Lamborghini. Itu untuk menggambarkan citra perusahaan bahwa oli anak negeri kualitasnya tidak untuk menengah ke bawah saja. Alhamdulillah, pencantuman Lamborghini itu bisa mengatrol kesadaran Fastron series naik drastis," tuturnya.
Kolaborasi Pertamina dengan Rio Haryanto dalam laga Formula 1 (F1) dan Sean Gelael di GP2 juga dinilai Gigih mampu meningkatkan kesadaran masyarakat global akan produk Pertamina Lubricants.
Malahan, sebutnya, Rio Haryanto ikut mempromosikan pelumas Pertamina selama berlaga di F1.
Alhasil, tingkat penjualan pelumas Pertamina Lubricants ikut terkerek.
"Tinggal sekarang bagaimana mendistribusikan pelumas kita ke outlet di luar sana. Kita sedang mencari perusahaan distributor yang bisa kita ajak merger dan akuisisi," ujar Gigih.
Akuisisi itu tidak akan bersifat kecil-kecilan. Dengan target penambahan omzet 1,5 kali dari pasar domestik, akuisisi harus dilakukan terhadap distributor pelumas yang sudah punya pasar besar.
Ayah dua anak itu pun menantikan keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang ia prediksi bakal mempermudah masuknya produk Indonesia ke pasar 'Benua Biru'.
"Kalau demikian nantinya, saya pasti akan membidik beberapa negara Eropa, seperti Italia untuk masuk ke pasarnya."
Mencuri pasar domestik
Untuk pasar dalam negeri, Gigih mengungkapkan, peluang Pertamina Lubricants memperbesar pangsa pasar saat ini mencapai 59%.
Pelumas untuk sektor otomotif masih berpotensi tumbuh baik karena adanya pertumbuhan penjualan mobil dan motor. Namun, sektor industri lain, seperti pertambangan, diprediksi masih akan cukup menantang karena harga komoditas masih lesu.
Ia mengakui pihaknya memang cukup terpukul dengan kondisi pasar komoditas dunia.
Permintaan pelumas untuk industri tergerus besar dan otomotif juga ikut menurun meski tidak signifikan.
Walakin, volume penjualan Pertamina Lubricants mencapai 102% dari target dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan.
"Keunikan kita, kita diberi wewenang untuk tumbuh mandiri. Dengan begitu, kita tumbuh besar. Tahun lalu kita pemberi deviden cash terbesar kedua ke Pertamina. Pencapaian luar biasa dari si anak bungsu ini," celetuknya.
Tahun ini, ia optimistis peluang dari pasar otomotif masih bisa digenjot.
"Tinggal bagaimana kita mampu bersaing. Tidak hanya di segmen menengah bawah yang jadi potensi selama ini, tapi bagaimana mencuri segmen menengah ke atas."
Gigih pun menargetkan kenaikan pangsa pasar domestik mencapai 10%.
Target itu juga ditetapkan agar pelumas Pertamina Lubricants tidak termakan oleh merek pelumas milik para agen tunggal pemegang merek (ATPM).
"Masih ada 41% pasar yang belum kita kuasai. Kalau tidak ekstensifikasi, kita akan dimakan brand pelumas milik bengkel ATPM karena biasanya mereka pakai pelumas sendiri. Kita akan buat benteng, kalau di luar bengkel, jangan ada pelumas merek ATPM," ungkapnya.
Tindakan itu diambil Gigih dengan menggandeng berbagai merek pelumas non-ATPM.
Menurutnya, itu harus dilakukan lantaran pemerintah tidak membatasi pergerakan merek pelumas di pasar dalam negeri.
"Jepang saja tidak membolehkan merek otomotif menjual pelumas juga. Tapi di sini pasar semua benar-benar bebas," tegasnya.
Saking bebasnya, Gigih mengeluhkan masih banyak merek pelumas yang tidak besertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) yang bebas melenggang di pasar.
Sementara itu, produsen pelumas yang mengantongi SNI mesti bersusah payah lebih dulu untuk mendapatkannya karena harus mengutamakan kualitas produk.
Pandangan Gigih, standar semacam SNI untuk pelumas sebenarnya merupakan hal wajar di berbagai negara, tapi belum demikian halnya di Indonesia.
"Itu untuk melindungi investor dan konsumen. Bayangkan, investor pelumas di Indonesia, total kapasitasnya 2 juta kiloliter (kl) per tahun, tetapi permintaan hanya 800 ribu kl. Artinya, mereka berproduksi di bawah utilisasi. Kalau tidak ada kebijakan pengetatan nontarif seperti SNI, orang bisa sembarangan memasukkan pelumas. Kalau masuk dan dikelola trader yang tidak investasi, investasi kita yang di sini sia-sia."
Berawal dari salesman
Karier Gigih di Pertamina dimulai dari nol, yaitu dengan menjadi salesman. Setelah 25 tahun bergelut di bidang pemasaran Pertamina, penyuka kuliner Surabaya itu akhirnya dipercaya memimpin Pertamina Lubricants.
"Saya jadi paham betul semua proses bisnis yang ada di Pertamina, khususnya di bidang pemasaran. Jadi, waktu diberi amanah di sini (Pertamina Lubricants), saya sudah siap dengan berbagai konsep berbasis pengalaman saya," ucap Gigih.
Di awal kepemimpinannya pada 2015, ia mengakui sempat ada yang kurang pas dalam tubuh Pertamina Lubricants.
Ada jarak besar (gap) antara keinginan para pemegang saham dan kondisi existing bisnis pelumas saat itu.
Gigih berusaha mengurangi gap itu dengan melakukan berbagai perubahan. Ekspektasi para pemegang saham yang tinggi terhadap Pertamina Lubricants dinilai bisa dicapai dengan percepatan.
Sementara itu, percepatan bisnis itu baru bisa dilakukan jika landasan bisnis perusahaan kuat.
"Kami gali potensi secara optimal. Semua pihak, baik dari direksi, pekerja senior, tim research & development (R&D), dan pekerja di sini harus punya komitmen kuat. Saya yakin Pertamina Lubricants akan jadi pemain besar dunia karena kita bekerja berangkat dari dasar bisnis yang kuat dan tetap memacu pertumbuhan kinerja," ucap Gigih.
Pria yang lahir di Denpasar, Bali, itu juga menilai, ketika ia memimpin perusahaan, sentuhan humanis tidak boleh diabaikan.
Seorang pemimpin pun harus bisa memberikan contoh baik, misalnya, dalam hal masuk kantor.
"Misalnya, saya masuk kantor pukul 07.00. Itu tidak berat kok, meski saya bilang tidak mesti juga mencontoh saya. Tapi yang terpenting kita mesti bekerja dengan sungguh-sungguh dan konsisten. Saya juga tidak mau menempatkan diri sebagai orang terpenting di sini. Jadi kalau saya cuti, saya bisa santai karena direksi lain bisa mengerjakan pekerjaan saya. Semua harus seimbang," imbuh Gigih. (E-2)
BIODATA
Nama Lengkap: Gigih Wahyu Hari Irianto
Tempat, tanggal lahir: Denpasar, 3 April 1962
Pendidikan: S-1 Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Riwayat Pekerjaan: Manajer Industrial Marketing (2007-2011)
GM Fuel Marketing VI (2012)
VP Gas Domestik (2012-2015)
Direktur Utama PT Pertamina Lubricants (2015-sekarang)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved