Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BERDASARKAN Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021, tercatat 447.743 kasus perceraian. Tingginya angka perceraian itu menggambarkan situasi ketahanan keluarga Indonesia tengah terancam.
“Kondisi keluarga di Indonesia memang sedang menghadapi banyak tantangan. Angka perceraian tinggi, artinya ketahanan keluarga kita sedang terancam," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin, Kamis (6/10).
"Tentu membutuhkan langkah bersama dari semua pihak untuk melakukan langkah mitigasi, agar perceraian ini bisa dikurangi,” imbuhnya.
Baca juga: BKKBN: Mengkhawatirkan, Angka Perceraian Tembus 580 Ribu
Adapun penyebab perceraian tentu diakibatkan banyak faktor. Seperti, ketidaksiapan mental untuk menjalani bahtera rumah tangga atau faktor ekonomi.
“Tapi yang jelas kita harus pikirkan langkah preventifnya. Kemenag telah menyediakan fasilitas untuk pembinaan keluaga Sakinah, melakukan bimbingan calon pengantin," kata Kamaruddin.
Baca juga: Poligami dan Pernikahan Dini Bukan Cara Mencegah Penularan HIV
"Agar anak-anak kita yang ingin melaksanakan pernikahan betul-betul siap menjadi orangtua. Siap menjadi bapak dan ibu di dalam rumah tangga,” sambung dia.
Kamaruddin meminta agar orang dewasa yang hendak melangsungkan pernikahan tidak hanya mempersiapkan urusan finansial sebagai bekal dalam rumah tangga. Kesiapan emosional dan spiritual juga sama pentingnya.
“Pernikahan dini juga jadi salah satu faktor penyumbang angka perceraian. Pernikahan dini sangat rentan terjadinya perceraian, karena anak-anaknya belum siap menikah, baik secara ekonomi maupun emosional,” pungkasnya.(OL-11)
Perhatian pemerintah ini diperlukan agar bisa melakukan berbagai upaya serius dalam melakukan pencegahan dalam menurunkan angka perceraian.
Melalui situs Bicara Kontrasepsi, diharapkan dapat membantu masyarakat membuat keputusan bijaksana dalam merencanakan masa depan keluarga demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
PEMERINTAH daerah dinilai masih lemah dalam berupaya membangun keluarga yang sejahtera dan tangguh. BKKBN menyebut, regulasi sudah banyak, tapi aksinya lemah.
Teknologi terbaru seperti Chat GPT bakal mempengaruhi cara masyarakat hidup, bekerja, berkomunikasi, serta menjalin relasi satu dengan yang lainnya.
ini ciri-ciri keluarga bahagia dan suportif yang harus berusaha kalian wujudkan agar bisa hidup damai dan langgeng sampai maut memisahkan menurut psikolog profesional.
‘AISYIYAH dan Muhammadiyah abad kedua menghadapi tantangan ketahanan keluarga.
Mantan Bupati Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) Suhaili Fadhil Tohir dilaporkan istrinya karena menikah diam-diam
STUNTING atau pertumbuhan terhambat pada anak, bukan lagi sekadar masalah kesehatan perseorangan, tetapi telah menjadi masalah utama bangsa yang membutuhkan perhatian serius
Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah Kemenag, Agus Suryo Suripto menerangkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka pernikahan anak yang tinggi.
CALON presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mendapat pertanyaan soal pernikahan dini yang kerap terjadi di masyarakat Indonesia saat dialog Desak Anies.
"Pemerintah punya ambisi untuk menekan angka kawin anak menjadi 14 persen di tahun 2024," ujar Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin
Menikah di usia remaja akan berpengaruh pada kecerdasan anak serta status kesehatan saat dewasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved