Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
WARTEG di Jl Cikepuh Raya, Kota Serang, Banten, menjadi pusat atensi publik belakangan ini setelah Rabu (8/6) petugas Satpol PP secara semena-mena menyita seluruh makanan yang dijual Saeni, 53.
Ibu empat anak itu menjadi korban kesewenang-wenangan di bulan Ramadan.
Saeni dan sang suami, Yeni Alex, 48, sudah 7 tahun mengais rejeki di warung yang dikontrak Rp7,5 juta per tahun tersebut.
Namun, baru lima hari lalu ia mengalami kejadian memilukan.
Dia hanya bisa menangis dan terus meratap tatkala dagangannya disita aparat Satpol PP.
Saeni dianggap melanggar aturan karena berjualan makanan saat puasa.
Insiden itu menjadi viral di media sosial. Simpati publik bergulir, donasi ratusan juta rupiah pun terkumpul untuk Saeni.
Berikut perbincangan Media Indonesia dengan ibu empat anak itu soal kisah menyedihkan tersebut di warungnya, kemarin.
Kenapa Ibu berdagang di bulan Ramadan, apa Ibu tidak tahu ada aturan larangan dari wali kota?
Saya tidak tahu, tahun lalu saya juga dagang, tapi tidak apa-apa.
Memang, dagang saat bulan puasa dengan bulan lainnya berbeda.
Kalau bulan puasa, saya harus menutup pintu depan dan menutup jendela.
Hanya pintu samping atau pintu belakang yang dibuka.
Apa sebelumnya ada pemberitahuan atau teguran dari Satpol PP?
Saya tidak tahu karena dua hari libur gak dagang.
Saat saya dagang, tiba-tiba ada Satpol PP dan menyita semua dagangan saya.
Saya takut sekali, saya sampai menangis dan gemetaran.
Apa komentar Ibu terhadap razia ini?
Tidak adil saja.
Mentang-mentang saya orang kecil langsung ditangkap, tapi yang punya modal besar tidak disentuh sama sekali.
Yang Ibu harapkan harusnya Satpol PP seperti apa?
Harusnya tidak main bawa makanan saya.
Mereka harus menegur dulu.
Kalau saya berbuat salah lagi, silakan ambil makanan saya.
Kalau ini tidak ada teguran apa-apa, tahu-tahu main ambil saja.
Dengan berjualan, Ibu dianggap tidak menghormati orang berpuasa. Komentar Ibu?
Kata siapa saya tidak menghormati orang puasa.
Yang puasa, ya puasa saja.
Saya hanya dagang buat orang yang tidak puasa.
Lagi pula saya tidak menawar-nawari orang yang berpuasa, kok.
Sekarang banyak yang simpatik dengan Bu Saeni, banyak yang bantu, apakah Ibu senang?
Senang bagaimana, orang dagangan saya dibawa, kok senang.
Yang saya mau kalau memang dilarang, bilangin baik-baik, apa tidak bisa ngomong baik-baik.
Saya tidak dendam, cuma sampai sekarang badan saya jadi lemes, saya jadi sakit.
Saya kan sudah tua.
Para donatur yang bersimpati sudah mengumpulkan uang Rp200 juta lebih. Untuk apa jika uang itu nantinya diberikan kepada Ibu?
Bantuan itu buat biaya kuliah anak saya (bungsu yang kini kuliah di IAIN Serang) dan sisanya buat beli warung biar gak pindah-pindah lagi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved