Meraih Apresiasi Dunia Internasional

Rio/M-2
09/6/2016 05:50
Meraih Apresiasi Dunia Internasional
(WHITLEYAWARD.ORG)

MOMEN yang tak kalah penting dalam pengabdian Farwiza Farhan di dunia lingkungan ialah penerimaan Whitley Award 2016 di London Inggris.

Penghargaan itu merupakan suatu apresiasi dunia internasional kepada para pekerja lingkungan yang tak kenal lelah melestarikan dunia.

Baginya, penghargaan tersebut bukanlah untuk dirinya, melainkan untuk masyarakat Aceh, Indonesia, dan bahkan dunia.

Melalui penghargaan seperti ini, dunia menganggap bahwa keberadaan Leuser sangatlah penting demi kelestarian bumi.

"Jadi saya pikir penghargaan ini merupakan wadah dunia internasional kepada saya untuk menyampaikan bahwa Leuser itu sangat penting dan wajib dilindungi serta dilestarikan. Kalau dunia saja butuh Leuser, masa Indonesia khususnya Pemda Aceh sendiri mau menghapus keberadaan Leuser dari kawasan strategis nasional," tegasnya.

Oleh karena itu, Farwiza berharap agar tidak hanya dirinya bersama teman-teman di Aceh, tetapi juga seluruh warga Indonesia di pulau-pulau lain mau menjaga serta melestarikan kawasan ekosistem di daerah lain.

Pasalnya, jika tidak ada pelestarian lingkungan, bisa dipastikan konsekuensi yang akan dibayar sangatlah mahal.

"Indonesia itu biodiversity hotspots, kita masih punya sangat banyak keanekaragaman hayati yang tidak dimiliki negara lain. Kepunahan itu irreversible dan begitu satu spesies punah, konsekuensinya bisa sangat mahal," ungkapnya.

Perempuan yang sedang menyelesaikan studi S-3 di Belanda itu pun berharap masyarakat dan pemerintah mau menyadari bahwa hutan dan lingkungan ialah sebuah karunia yang patut dijaga bersama karena itu ialah harta karun yang dimiliki bangsa ini.

"Bukan karena pihak luar meminta kita menjaga hutan dan lingkungan kita, tapi itu semua harus dimulai dari dalam," jelasnya.

Menurutnya, alam dan lingkungan merupakan bagian penting kehidupan setiap manusia.

Kehidupan yang nyaman biasanya terkait erat dengan kehidupan yang dekat dengan alam, tetapi sering kali hal ini tidak terintegrasi dalam perencanaan pembangunan di Indonesia sehingga upaya-upaya menjaga lingkungan seolah-olah ialah upaya eksklusif aktivis lingkungan.

"Padahal kalau kita lihat rencana pembangunan dan tata ruang negara maju, aspek penjagaan alam dan lingkungan merupakan aspek penting dari perencanaan ruang," pungkasnya.

Bagi Farwiza, kembali ke alam dan hutan belantara di kawasan ekosistem Leuser merupakan sebuah panggilan hidup.

Semua dilakukan meski sebelumnya ia lebih banyak menghabiskan waktu di kota-kota besar dengan gaya hidup yang tentunya sangat berbeda.

Keluar masuk hutan baginya merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga.

Besar kawasan Leuser yang mencapai jutaan hektare itu merupakan sebuah tantangan bagi Farwiza untuk bisa menyusuri setiap jengkalnya dan mendapatkan banyak pembelajaran.

"Meski sudah mau enam tahun bekerja di hutan Leuser, saya juga belum bisa menelusuri seluruh kawasan ini. Paling juga belum sampai sebagian karena kawasan ini sangat besar," ujarnya.

Menurutnya, banyak tantangan yang didapat dari perempuan ini selama keluar masuk hutan Leuser.

Bertemu dengan hewan liar, seperti badak sumatra, gajah, dan harimau, serta hewan langka lainnya merupakan sebuah tantangan untuk bisa menjaga dan melestarikan hewan langka itu dari kepunahan.

"Mungkin ini panggilan hidup ya, jadi meski memakan waktu berminggu-minggu di hutan, bagi saya itu asyik-asyik saja karena bisa banyak menemukan hal-hal yang baru seperti bertemu hewan-hewan liar yang tentunya sangat melatih adrenalin," sambung Farwiza.

Oleh karena itu, tetap melestarikan kawasan tersebut ialah keharusan dan kewajiban baginya sebagai masyarakat lokal dan tentu harus ada dukungan penuh dari pemerintah daerah untuk tidak menjadikan lahan ekosistem ini sebagai ladang komersial.

"Hutan itu bagi saya merupakan harta karun yang harus dilindungi. Segala macam jenis flora dan fauna yang ada di dalam Leuser harus dilindungi apabila tidak ingin menjadi bumerang bagi manusia jika tidak melestarikannya," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya