Seekor Anak Gajah Sumatra Lahir di TN Tesso Nilo

03/6/2016 07:40
Seekor Anak Gajah Sumatra Lahir di TN Tesso Nilo
(MI/RUDI KURNIAWANSYAH)

GAJAH sumatra (Elephas maximus sumatranus) bernama Lisa, 30, melahirkan seekor gajah betina di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) berbobot 119 kilogram (kg) sekitar pukul 03.30 WIB, Rabu (1/6).

Kelahiran gajah betina yang merupakan anak ketiga Lisa itu menambah jumlah gajah jinak menjadi tujuh di kawasan pelatihan gajah jinak Flying Squad TNTN di Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Tujuh gajah itu terdiri atas 2 gajah jantan dewasa, 2 gajah betina dewasa, dan 3 anak gajah yang terdiri atas 2 jantan dan 1 betina. “Kelahiran anak gajah pada 1 Juni membawa harapan terhadap dunia konservasi di Pelalawan dan Riau. Kelahiran berlangsung secara normal dan baik dengan ditangani langsung oleh dokter Rini dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau,” ungkap Kepala Balai TNTN Darmanto kepada Media Indonesia, kemarin.

Darmanto menjelaskan, selama 10 hari ke depan, induk dan anaknya akan dijaga dan diawasi secara intensif selama 24 jam.

“Untuk soal nama kami sudah ajukan petunjuk kepada Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya serta Dirjen SDA di Jakarta. Dalam waktu dekat kami akan gelar acara selamatan potong tumpeng yang bakal diikuti Gubernur Riau dan Bupati Pelalawan. Mengenai lahirnya bertepatan dengan hari lahir Pancasila, mungkin bisa jadi pertimbangan untuk nama,” ungkap Darmanto.

Survei WWF Indonesia, LIPI, dan BBKSDA Riau pada 2015 memperkirakan terdapat 150 gajah sumatra di TNTN.

Humas WWF Indonesia Program Riau, Samsidar, mengatakan kelahiran anak ketiga dari induk gajah Lisa memperkukuh tekad lembaga lingkungan dunia itu untuk konservasi satwa langka itu di Riau.

“Kelahiran anak gajah ini juga menambah jumlah anggota gajah flying squad yang dibina WWF di Tesso Nilo. Sebelumnya, Lisa telah melahirkan dua anak, Nella dan Imbo. Namun sayang, Nella meninggal karena sakit,” ujar aktivis yang akrab disapa Sammi itu.

Dia menambahkan, anggapan gajah sebagai hama perkebunan harus dihilangkan. “Apalagi gajah juga kerap jadi sasaran pemburu yang mengincar gadingnya yang bernilai mahal,” katanya. (RK/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya