Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Museum Tumurun menggelar pameran tunggal seniman Aditya Novali bertajuk “WHY” mulai 26 Maret hingga 26 September mendatang.
Menghadirkan karya-karya Aditya selama sekitar dua decade terakhir, pameran ini menjadi istimewa karena untuk pertama kalinya sang seniman menggelar pameran di kota kelahirannya. “Saya ingin penikmat seni di Solo, yang adalah kota kelahiran saya, juga bisa menikmati karya-karya saya karena selama ini saya selalu berpameran di luar Solo. Ini merupakan pameran yang penting bagi saya, karena untuk pertama kalinya menggelar pameran di kampung halaman,” kata Aditya Novali.
Akan ada delapan seri karya yang dihadirkan dalam “WHY”, antara lain, Conversation Unknown, Painting Sense, Caprice, When I Search…, Significant Other:Her and His World(s), NGACO: Solution for Nation, Tea: One Ceremony, dan Structures of Representation yang ditampilkan dalam pameran ini. Kedelapan seri karya tersebut cukup komprehensif untuk dapat menggambarkan perjalanan artisktik Aditya yang berlatar pendidikan arsitektur dan desain produk konseptual itu sepanjang kariernya dalam dunia seni rupa.
Enin Supriyanto yang juga menjadi penulis pengantar untuk pameran “WHY” ini mengatakan dari pembacaan terhadap beragam karya Aditya Novali ini, kita dapat menelusuri bagaimana sang seniman berhasil membangun landasan yang kuat secara konseptual, dan kemampuannya untuk merumuskan sekaligus menerapkan metoda yang cocok dan memadai untuk menerjemahkan konsep tersebut dengan segala tuntukan ketekunan fisik dan mental.
Enin tampaknya memiliki harapan cukup besar atas perkembangan artistik Aditya di masa depan. “Dengan kondisi yang sudah ia capai hingga sekarang, kita bisa berharap bahwa di masa mendatang ia akan menampilkan karya-karyanya yang makin kukuh dalam hal konsep dan ide, makin beragam dalam hal media, bahan dan bentuk, makin bernas dan kaya dalam hal isi,” kata Enin. Ia menilai, melalui praktik berkaryanya selama ini, Aditya telah banyak meningkatkan kapasitas intelektual, menghimpun banyak pengalaman dan mengasah berbagai keterampilan, bekal yang lebih dari cukup untuk menjelajahi semesta estetika.
Acara pembukaan pameran “WHY” akan ditandai dengan peluncuran video premier di kanal Tumurun Museum Channel di Youtube https://youtu.be/_LiehPSj7zk mulai 26 Maret 2022. Untuk berkunjung, pencinta seni perlu melakukan registrasi di situs Tumurun Museum untuk mendapat jadwal kunjungan yang dapat dilakukan secara gratis. (OL-12)
Di Road to Artjog, hajat seni tersebut menyajikan pameran tunggal dari seniman Zulfian Amrullah bertajuk Performa Kinestetik.
Pameran ini berawal dari keinginan Prasidha ‘93 menggelar reuni sekaligus perayaan HUT ke-30.
Karya tiga dimensi menonjolkan dimensi panjang, lebar, dan tinggi, sehingga memungkinkan untuk dilihat dari berbagai arah. Selain itu, ia menampilkan ruang, bentuk, dan volume yang khas.
Indra penglihatan, yang termanifestasi dalam organ mata manusia, memegang peran sentral dalam menyediakan sumber informasi vital bagi kehidupan manusia.
Pameran karya-karya dosen FSRD IKJ di Galeri FSRD IKJ, Jakarta, 19 Desember 2023-5 Januari 2024 bukan hanya tentang melihat karya seni.
Dengan penjualan yang sangat positif, Art Jakarta mempertahankan posisinya sebagai salah satu pekan seni yang paling dirayakan di Asia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved