Dulang Rezeki Sembari Regenerasi

Siti Retno Wulandari
29/5/2016 10:30
Dulang Rezeki Sembari Regenerasi
(MI/Ramdani)

SUARA bersih dengan liukan khas keroncong menyapa para pengunjung Restoran Midori di kawasan Mayestik, Jakarta. Mulyani, 56, mendendangkan Di Bawah Sinar Bulan Purnama dengan diiringi petikan cak, cuk, cello, contra bass, serta gesekan biola. Tidak hanya itu, aksi pemain yang atraktif menarik perhatian pengunjung dan beberapa anak di dekat panggung.

Mulyani beberapa kali mendatangi meja tamu untuk mengucapkan terima kasih atas apresiasi sembari menerima permintaan lagu. "Ya saya hidup dari keroncong ini. Sudah 16 tahun bergabung dengan Keroncong Midori. Sudah bisa menyekolahkan anak sampai sarjana, punya kontrakan he…he…he…," kata sinden yang tinggal di Tanjung Priok dan sempat menjadi pengisi vokal di Warung Sate Sederhana Jatinegara itu, kemarin.

Kemampuan grup Keroncong Midori ternyata menarik perhatian orang nomor satu di Indonesia. Enam bulan lalu mereka mengisi acara di Istana Presiden, Jakarta. Dari bermusik, Mulyani mengaku banyak mendapatkan pengalaman, baik materi ataupun jaringan.

Kehidupan ekonomi yang berjalan juga dirasakan Ucok Rambe dan Jay, pemusik keroncong di Waroeng Solo, Jakarta Selatan. Duet itu memberikan warna tersendiri dalam keroncong yang kebanyakan berasal dari Jawa, mengingat Ucok berasal dari Medan. Suaranya bulat, berat, dengan tekanan vibra yang kuat menghadirkan keindahan akulturasi dalam bermusik.

Sesekali mata Ucok dan Jay terpejam, menghayati setiap petikan alat musik mereka. Hampir setiap hari mereka menghibur pengunjung Waroeng Solo, kecuali saat mereka izin untuk menerima panggilan bermusik di tempat lain.

Dari tempat-tempat itulah, para grup keroncong di­minta tampil di berbagai acara pertemuan atau pernikahan. Meski didominasi orangtua, mereka tetap eksis dan inovatif memilih lagu.

"Ya dalam sebulan itu bisa sampai empat hingga lima kali untuk mengisi acara di tempat lain. Cukup sekali pendapatannya, diberikan uang transpor sama pihak manajemen warung juga. Untuk acara di luar, biasanya kami bisa mengantongi Rp2,5 juta per tampil," ujar Ucok yang setiap hari selalu menyetel lagu keroncong untuk bisa mempelajari cengkok khas musik tersebut. Lagu Can’t Help Falling in Love milik Elvis Presley pun disenandungkan.

Nuansa masa kini
Keroncong pun kini mulai dilirik anak muda, termasuk putri penyanyi legendaris Sundari Soekotjo, Intan Soekotjo. Intan mengaku tidak sama dengan ibunya yang membawakan keroncong langgam. perempuan berusia 24 tahun itu lebih dikenal dengan label keroncong pop.

Lagu-lagu berirama pop ia bawakan dengan iringan musik keroncong. Tentu pakem cengkok yang disebutnya keriting tidak ia tinggalkan. Ia terus belajar bagaimana menyanyi keroncong yang baik dan menambah daftar kelihaian menyanyikan lagu-lagu keroncong asli.

"Kalau lagu pop pun proses memilihnya susah lo. Harus luwes, bukan cinta-cintaan semata. Lagu keroncong itu kan romantis dan bermakna," pungkas perempuan yang juga memiliki usaha lain selain bermusik.

Meski begitu, masih banyak yang mempertanyakan pakem keroncong yang dilebur dengan musik masa kini. Namun, personel Keroncong 7 Putri, Marsha Oktora, menjawab itu dengan santai. Perempuan yang bermain gitar itu mengakui betul sulitnya bermain musik keroncong. Nada-nada sisipan yang dipelajari Marsha dirasa lancar setelah satu tahun. Campuran musik yang dimainkan kelompoknya menjadi salah satu cara untuk mengenalkan kembali musik keroncong yang banyak ditinggalkan anak muda.

"Sebutannya keroncong pop. Ambil pola keroncong pada lagu-lagu pop. Ini pun pekerjaan rumah kami masih banyak, harus menambah perbendaharaan lagu-lagu keroncong yang model langgam juga. Kalau ingin berkembang ya enggak boleh tertutup sama perkembangan zaman," tukas perempuan lulusan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini.

Kini nama mereka mulai dikenal dan mendapat banyak tempat untuk menghibur masyarakat, mulai panggung hiburan hingga acara yang bersifat tertutup. Meski begitu, Marsha mengaku saat ini bermusik keroncong belum menjadi pilihan satu-satunya untuk mencukupi biaya hidup.

"Ha…ha…ha… Kalau diminta main musik pop, kami enggak perlu latihan, tetapi kalau keroncong duh harus latihan. Ngeri, kalau di acara pernikahan terus ada yang ngerti banget keroncong lalu request lagu aslinya ha…ha…ha…," ungkap dia yang jantungnya selalu berdegup kencang saat mengisi acara yang bersifat tertutup. (M-5)

miweekend@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya