Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KAMPUNG Medan.
Itulah sebutan cikal-bakal kota metropolitan terbesar di bagian barat Indonesia.
Kota itu didirikan 1 Juli 1590 oleh Guru Patimpus, perantau asal Kabupaten Tanah Karo yang bermarga Sembiring.
Ia tercatat sebagai orang pertama yang membentuk perkampungan antara Sungai Deli dan Sungai Babura.
Kini Medan menjadi salah satu kota terpadat di Indonesia dengan beragam adat, kebudayaan, dan etnik.
Di tengah hiruk-pikuk itu hadir komunitas yang peduli akan Kota Medan.
Komunitas Turun Tangan Medan (TTM) yang dibentuk 2014 itu mengajak masyarakat di Kota Medan untuk peduli, berbuat langsung, tidak hanya urun angan, mengubah Kota Medan menjadi lebih baik secara bersama-sama.
"Saat ini jumlah relawan dalam komunitas Turun Tangan Medan sebanyak 130 orang dengan berbagai macam belakang profesi dan kebanyakan berstatus mahasiswa," ujar Wakil Koordinator Komunitas Turun Tangan Medan Gita Chantika.
Kegiatan di komunitas itu dibagi menjadi dua divisi, politik dan sosial.
Divisi politik lebih menitikberatkan pendidikan dan sosialisasi tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, sedangkan divisi sosial membagi kegiatan menjadi dua, Environment Care of Turun Tangan Medan (ECO-TTM) dan Turun Tangan Medan Mengajar (TTM-Mengajar).
ECO-TTM bertujuan menumbuhkan kepedulian masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah aliran sungai, akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Kegiatan yang dilakukan seperti sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, pelatihan pemanfaatan sampah rumah tangga, dan pemanfaatan lahan kosong menjadi ruang hijau, baik dalam bentuk taman maupun kebun.
Seperti yang dilakukan di Kampung Aur. ECO-TTM melatih warga meningkatkan kesejahteraan dengan kegiatan ekonomi produktif.
Di kampung itu mereka mendirikan rumah baca Gema Cita serta mengadakan khitanan massal bagi sekitar 80 anak.
Pengungsian
Semburan lahar Gunung Sinabung di Kabupaten Karo sejak 2013 hingga kini juga menarik perhatian komunitas TTM.
Aktivitas gunung berapi itu berdampak pada rusaknya rumah warga dan ribuan warga terpaksa bertahan di pengungsian.
Rentang waktu yang cukup lama secara perlahan membunuh harapan dan mental masyarakat.
Hiburan bagi anak-anak menjadi penting, apalagi sekolah mereka hancur.
Meski sudah ada sekolah darurat, tidak semua guru hadir mengajar.
Tidak hanya itu, anak-anak korban erupsi Sinabung juga kehilangan tempat bermain.
Para orangtua pun tidak bisa banyak berbuat.
Kondisi memprihatinkan itu mengancam anak-anak ketinggalan pelajaran dan kehilangan harapan.
Tidak mau tinggal diam, Turun Tangan Medan mengembalikan harapan dan keceriaan mereka melalui Rumah Baca Sinabung.
Tidak sekadar meletakkan buku-buku saja, relawan Turun Tangan Medan juga membuat beragam kegiatan seperti belajar, gim, dan menonton film.
Turun Tangan Medan juga membuat rumah Jamur Sinabung untuk memberi kegiatan produktif pada warga sekaligus menghilangkan trauma warga.
Marginal
Kegiatan TTM-Mengajar juga sangat beragam, di antaranya rutin mengajar di sekolah dasar marginal di Kota Medan.
Mereka juga menggandeng komunitas lain atau para ahli di bidang mereka untuk ikut mengajar.
TTM-Mengajar pernah mengajak Dodi Pratama dari Digidoy untuk mengajar anak anak SD PAB-TI menggambar.
Turun Tangan Medan pernah mengajak anak-anak jalanan mengunjungi situs budaya.
Tujuan mereka ialah mengenalkan sejarah (situs) cagar budaya kepada generasi akar rumput.
Harapan mereka itu akan melahirkan generasi yang benar-benar paham, mengerti, peduli, dan mengetahui cagar budaya maupun sejarah di kota sendiri.
Tujuan lainnya, menyajikan suatu hal yang positif kepada mereka agar terhindar dari sesuatu yang buruk di lingkungan serta membangun antusiasme mereka terhadap pengenalan situs cagar budaya Indonesia, khususnya di Kota Medan.
Gerakan Turun Tangan Medan juga merencanakan kelanjutan dari agenda itu agar terus ada hingga anak-anak paham betul tentang cagar budaya di Kota Medan.
Tentunya Gerakan Turun Tangan Medan akan memfasilitasi beberapa buku tentang sejarah Indonesia, khususnya sejarah Kota Medan, sebagai bacaan mereka untuk tambahan informasi.
Saat ini, Turun Tangan Medan juga mengajar anak-anak jalanan. Setiap Ramadan, Turun Tangan Medan mengadakan pesantren kilat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved