I-Jakarta Diharapkan Tingkatkan Minat Baca

18/5/2016 06:55
I-Jakarta Diharapkan Tingkatkan Minat Baca
(ANTARA/RIVAN AWAL LINGGA)

TINGKAT minat baca orang Indonesia, menurut data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (Unesco) 2011, tergolong rendah, yakni hanya satu dari 1.000 penduduk yang punya minat baca tinggi. Untuk menumbuhkan minat baca dan menjadikan Indonesia sebagai negara literasi, I-Jakarta meluncurkan program Baca Buku Bareng. Program gerakan publik itu diluncurkan bertepatan dengan Hari Buku Nasional.

“Aplikasi I-Jakarta diharapkan menjalar ke provinsi lain sehingga Indonesia dapat menjadi negara literasi dan menepis data Unesco,” kata Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DKI Jakarta Tinia Budiati pada konferensi pers peluncuran Baca Buku Bareng di Balai Kota DKI, kemarin.

Hadir di acara itu pendiri I-Jakarta Sulasmo Sudharno, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto, Pelaksana Tugas Kepala Perpustakaan Nasional Dedi Junaedi, Kepala UPT Jakarta Smart City Setiaji, dan Direktur Pelaksana Yayasan Nusa Membaca Wandi S Brata. Menurut Tinia, program Baca Buku Bareng merupakan kegiatan publik untuk membaca dan mendiskusikan serta berbagi buku digital pada masyarakat melalui I-Jakarta. Siapa pun dapat bergabung ke dalam program itu. Berbagai kegiatan, seperti bedah buku, temu penulis, dan lomba menulis, akan diselenggarakan sepanjang 2016.

Di sisi lain, Sulasmo mengungkapkan pengguna aktif media sosial di Jakarta tertinggi, yakni 88 juta pengguna internet. Sebanyak 49% di antara mereka berada di bawah usia 25 tahun. Namun, minat baca mereka rendah. “Dari situ dibuat aplikasi perpustakaan berbasis media sosial. Sekarang ini akan difokuskan di Jakarta, ke depan diharapkan merambah ke provinsi lain,” ungkapnya.

Dalam acara Gerakan Seribu Buku untuk Tunanetra dan Peluncuran Digital Audiobook Library for the Blind di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Ketua Umum Yayasan Mitra Netra Bambang Basuki mengatakan akses terhadap buku braille masih minim. “Dari 3,5 juta jiwa penyandang tunanetra di Indonesia, baru ada 2.800 buku braille dan 2.500 judul dibuat versi audionya,” ujar Bambang. (Mlt/Try/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya