Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MENTERI Agama Yaqut Cholil Quomas menegaskan tidak ada radikalisme di pesantren. Ia menekankan ajaran-ajaran Islam yang moderat selama ini selalu diajarkan kepada para santri.
"Tidak ada radikalisme di pesantren. Catat itu. Di pesantren tidak ada yang disebut sebagai radikalisme. Di pesantren-pesantren itu ya pasti diajarkan ilmu-ilmu agama yang sangat moderat," kata Yaqut di Istana Kepresidenan Jakarta seusai menghadiri peringatan Hari Santri Nasional 2021, Jumat (22/10).
Menag menyampaikan pesantren merupakan tempat terbaik bagi anak-anak untuk bisa mendapat pendidikan agama, akhlak, budi pekerti, dan karakter sekaligus Pendidikan dengan model tertutup itu, imbuhnya, menjadi tempat yang paling aman bagi anak-anak untuk mendapat pendidikan agama serta akhlak.
"Di pesantren itu justru tempat yang paling aman melokalisir anak-anak untuk bisa dididik akhlaknya, dididik budi pekertinya, karakternya, justru di pesantren," ujar Yaqut.
Baca juga: 300 Pelajar di Kalimantan Tengah Diam-Diam Menikah saat Sekolah Daring
Ia menjamin tidak ada pesantren yang mengajarkan paham radikalisme. Yaqut menyangsikan seandainya ada yang mengatasnamakan pesantren namun mengajarkan radikalisme. Menurutnya, perlu dilihat kembali pesantren pada dasarnya mengajarkan ajaran yang moderat.
"Kalau ada pesantren mengajarkan radikalisme itu pesantren quote unquote. Harus dilihat benar itu pesantren enggak karena definisi pesantren kan jelas," ucapnya.
"Kalau ada satu dua santri nakal, satu dua anak sekolah nakal itu biasa. Tapi secara umum di pesantren saya yakin anak-anak jauh lebih aman karena dalam lingkungan yang tertutup dididik akhlak dan karakter. Ini menurut saya tidak terjadi di tempat lain," imbuh Yaqut.
Menag menyadari pesantren-pesantren memang memiliki keterbatasan-keterbatasan sarana prasarana semisal persoalan sanitasi lantaran satu pesantren kecil bisa dihuni banyak santri. Ia menegaskan pemerintah komit meningkatkan kualitas pesantren dan akan terus memberikan kebijakan afirmasi.
"Keterbatasan-keterbatasan ini sekarang momentumnya pemerintah untuk bisa memberikan afirmasi kepada pondok pesantren di Hari Santri ini," kata dia. (OL-4)
MENTERI Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Minggu (21/7) pagi, menyambut kedatangan jemaah haji kelompok terbang (kloter) 63 Embarkasi Jakarta (JKG 63) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
MENTERI Agama Yaqut Cholil Qoumas belum bisa menyampaikan terkait evaluasi Haji 2024. Alasannya, operasional haji masih berlangsung sampai 23 Juli 2024.
Yaqut mengatakan luasan Mina memang sangat terbatas dan tidak mungkin diperbesar. Sementara jamaah haji jumlahnya terus bertambah.
INDONESIA kembali mendapat kuota 221.000 jemaah pada operasional haji 1446 H/2025 M.
Ashabul menekankan proses Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) merupakan puncak haji yang harus dikerjakan secara kolaboratif.
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) diingatkan untuk melaksanakan tugas dengan maksimal. Hal ini untuk memastikan penyelenggaraan haji tahun ini lebih baik dari tahun lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved