Marina Kamousum Berlayar Menyebar Pendidikan

Fario Untung Tanu
07/5/2016 07:15
Marina Kamousum Berlayar Menyebar Pendidikan
(MI/SUMARYANTO)

SIAPA yang tidak mengenal kawasan Raja Ampat di Papua Barat.

Daerah nan indah itu menjadi salah satu lokasi dijelajahi pasangan suami istri Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen dalam ekspedisi Uncover Papua 2.

Siapa sangka keindahan alam yang dimiliki Raja Ampat itu masih menyisakan permasalahan utama, yakni pendidikan.

Kali ini Ari-Nia merekam masyarakat lokal yang menebarkan semangat positif kepada sesama, salah satunya pejuang pendidikan.

Pejuang pendidikan yang direkam Ari-Nia ialah Marina Kamousum.

Perempuan yang akrab disapa Kakak Merry itu merupakan salah satu guru yang mengabdi di kapal laut bernama KM Kalabia.

"Sebenarnya kita tidak mengajar hanya di kapal, tetapi bisa juga di kampung atau tempat di mana saja yang penting nyaman untuk anak-anak belajar. Namun, memang yang paling sering itu di KM Kalabia," ungkap Merry.

Sarjana matematika itu menjadi pengajar di KM Kalabia sejak 2009.

Setiap bulannya, Merry berkeliling selama 20 hari ke 5-7 desa untuk mengajar dan memberikan pendidikan kepada anak-anak di wilayah Raja Ampat.

"Saya baru bergabung 2009. Awalnya itu ide ini digagas 2002 oleh lembaga sosial lokal dan internasional, bertujuan memberikan pendidikan soal lingkungan hidup untuk masyarakat lokal Raja Ampat," jelas Merry.

Bersama dengan berbagai organisasi sosial internasional, lokal, dan pemerintah setempat, Yayasan Kalabia Indonesia mengajarkan pendidikan lingkungan hidup untuk masyarakat setempat yang bertujuan melestarikan lingkungan dan keindahan alam di Raja Ampat serta bumi Papua.

Kapal

Dengan menggunakan kapal sepanjang 34 meter, Merry mengelilingi wilayah Raja Ampat untuk membangun pemahaman mengenai pelestarian dan pengelolaan ekosistem Raja Ampat.

Di kapal itu terdapat dua kelas dan satu perpustakaan guna menunjang upayanya menyebarkan pendidikan.

"Saya sendiri mengajarkan soal lingkungan. Bagaimana menjaga laut, tentang mengelola sampah, cara melindungi spesies-spesies laut yang sudah mau punah, dan lainnya," sambungnya.

Dengan moto berlayar sambil belajar, Merry bersama para pengajar lain telah menyebarkan pendidikan lingkungan hidup di sebanyak 136 kampung di wilayah Raja Ampat.

Dengan adanya program pendidikan lingkungan hidup itu, masyarakat dan utamanya anak-anak pun mulai mengerti tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Selain itu, kesadaran mengenai melestarikan ekosistem yang mulai tumbuh membuat masyarakat lokal tidak lagi mencari ikan dengan menggunakan bahan peledak yang turut merusak ekosistem laut mereka.

Metode pendidikan yang disampaikan Merry pun sangat menarik, mulai permainan, menggambar, dan mewarnai hingga menonton video konservasi.

Itu sebabnya kehadiran KM Kalabia sangat dinanti-nantikan anak-anak di wilayah Raja Ampat.

Keinginan Merry untuk terus memberikan pendidikan dan pengetahuan alam kepada masyarakat membuat Merry bertekad terus mengabdikan diri untuk alam dan masyarakat Raja Ampat melalui Yayasan Kalabia.

Dirinya berharap agar manusia lebih bijaksana dalam menjaga dan melestarikan alam yang ada di seluruh nusantara. (M-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya