Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KARENA melakoni profesi nakhoda kapal, Peter Tonsen Barahama tentu terbiasa menginap berhari-hari di tengah laut. Namun, tinggal di tengah hutan dan tidur beralaskan tanah mungkin tak pernah dia bayangkan.
Terhitung satu bulan satu minggu Tonsen berkelana di tengah hutan di wilayah Sulu, Filipina Selatan, sejak ia dan sembilan temannya yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) disandera kelompok militan Abu Sayyaf, 26 Maret lalu.
Oleh penyandera, Tonsen dan kawan-kawan dibawa berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.
"Kami enggak tahu di mana posisi (kami disekap). Kami bergerak malam hari," ungkap Tonsen saat ditemui di Kementerian Luar Negeri RI, kemarin.
Kemenlu menyerahkan 10 ABK WNI yang dapat dibebaskan dari kelompok Abu Sayyaf kepada keluarga yang diwakili Youla Repi, istri Alvian Elvis Repi, salah seorang ABK.
Tonsen mengakui selama satu bulan lebih hidup di hutan, ia dan rekan-rekannya kadang tidur beralaskan tanah.
"Kami tidur pun sama dengan mereka (penyandera). Apa yang mereka makan, itu juga yang kami makan. Kalau sakit, sih, enggak, cuma dikit-dikit aja, kadang terlambat makan," ujarnya.
Ia mengakui pihak Abu Sayyaf tidak melakukan kekerasan kepada mereka meski kadang-kadang menekan dan mengancam. Ancaman datang ketika penyandera menuntut agar uang tebusan segera dibayarkan.
Tonsen mengatakan penyandera membawa mereka berpindah-pindah demi keamanan. Pasalnya setiap ada operasi militer tentara Filipina, penyandera memilih menghindar atau tidak melakukan perlawanan.
"Mereka takut ada apa-apa dengan kami jika sampai meninggal dan sebagainya," tutur Tonsen.
Ketika akan dilepas penyandera, Tonsen dan rekan diantar empat orang dengan menaiki perahu dan langsung meloncat ketika menepi di sebuah pantai. Mereka lalu diangkut dengan truk ke rumah Gubernur Provinsi Sulu, Abdusakur Tan Jnr, di Jolo.
Loudy Irwanto Ellias, Komisaris PT Patra Maritime Line, pemilik kapal tunda Brahma 12 dan tongkang Anand 12, mengaku kerap menjalin kontak dengan Abu Sayyaf sejak ke-10 ABK itu disandera.
Loudy selalu menanyakan kondisi para ABK. "Kami diberi kesempatan berbicara (dengan sandera). Jadi, kepada kami dijelaskan orang-orang kami diperlakukan dengan baik," tandas Loudi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved