Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SEMANGAT bekerja yang digaungkan pemerintah mesti diaktualisasikan di lingkungan perguruan tinggi dengan menerapkan konsep general education pada proses pembelajarannya.
Hal itu penting agar selain mampu berkompetisi dengan bangsa lain, mahasiswa memiliki sikap toleran dan tanggap terhadap lingkungan dan bertanggung jawab terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Itu pula yang sebenarnya dicita-citakan Bapak Pendidikan Indonesia kita, Ki Hajar Dewantara," ungkap Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Intan Ahmad kepada Media Indonesia di Jakarta, Kamis (28/4).
Intan menjabarkan konsep general education itu antara lain menerapkan prinsip trivium (logika, gramatika, dan retorika).
Dalam hal ini, mata kuliah atau kurikulum yang disematkan ialah kemampuan berpikir kritis, membaca, menulis, kemampuan berkomunikasi secara efektif, mendengarkan dan mengungkapkan, termasuk wawasan kebangsaan dan bela negara.
"Intinya ialah bagaimana agar mahasiswa ini mampu learning to think. Mampu berpikir kritis sehingga tidak mudah memercayai orang lain atau sesuatu hal dengan mudah tanpa melakukan analisis kritis," ungkapnya.
Ia menerangkan bela negara tidak selalu dalam wujud fisik, tetapi juga lulusan atau mahasiswa memiliki mutu menghadapi tantangan globalisasi dan kemajuan dunia sehingga bisa berkompetisi dengan bangsa lain.
Karena itu, menurut Intan, soft skill atau kemampuan tambahan di luar akademis perlu dijadikan bekal oleh perguruan tinggi kepada mahasiswa mereka.
Soft skill dimaksud yang amat utama ialah penguasaan pengetahuan umum, kemampuan berbahasa asing seperti bahasa Inggris, dan terakhir kemampuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
"Kemampuan bahasa Inggris yang disertai keandalan dalam menggunakan perangkat TIK sangat penting di era globalisasi seperti sekarang ini agar lulusan mampu bersaing di dunia kerja dan dunia industri," ucap Intan.
Di sisi lain, tambah Intan, perguruan tinggi juga perlu mempersiapkan mahasiswa mereka dengan jiwa wirausaha atau entrepreneurial mindset, memiliki daya juang tinggi, serta memiliki semangat dan langkah nyata untuk membuat perubahan menuju sesuatu yang lebih baik.
Kemudian, perguruan tinggi mesti membentuk karakter mahasiswa mereka dengan menguasai keterampilan personal seperti kemampuan kerja sama dalam tim, inovatif, inspiratif, terbuka, fleksibilitas, berani, mandiri, jujur, dan beretika.
"Itulah karakter lulusan yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan bangsa dan menjadi modal bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan di masa mendatang," pungkas Intan.
Pengabdian masyarakat
Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah V DIY Bambang Supriyadi menambahkan, perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi swasta (PTS), seharusnya bisa memaknai semangat bekerja yang digaungkan pemerintah dengan mengedepankan kegiatan penelitian yang aplikatif di masyarakat, serta melakukan pengabdian masyarakat sebagai penerapan ilmu pengetahuan mereka.
Sementara itu, pengamat pendidikan Darmaningtyas menekankan perguruan tinggi perlu memperkuat kemampuan berkomunikasi mahasiswa dengan cara mengemukakan pendapat di ruang kuliah.
"Kesempatan lebih banyak untuk mengemukakan pendapat oleh mahasiswa ini bisa dilakukan melalui kelompok diskusi maupun forum-forum ilmiah lainnya. Ini amat penting agar setelah mahasiswa lulus dari perguruan tinggi memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam bersaing," tutur Darmaningtyas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved