Bangun Keterampilan di Era Global

Syarief Oebaidillah
02/5/2016 06:10
Bangun Keterampilan di Era Global
(ANTARA/IRSAN MULYADI)

KETERAMPILAN yang utuh amat dibutuhkan bagi anak-anak Indonesia dalam menghadapi abad ke-21 agar kualitas generasi muda bisa bersaing di era globalisasi saat ini.

Ketiga keterampilan utuh tersebut, yakni mencakup kualitas karakter, kemampuan literasi, dan kompetensi.

"Pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini, kita rayakan sebagai hari kesadaran tentang pentingnya kualitas manusia. Presiden Jokowi menggariskan bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani dunia dan akan berhasil dalam berbagai kompetisi era global apabila tinggi kualitas manusianya," ungkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dalam pesannya pada Hardiknas yang diperingati setiap 2 Mei tersebut.

Anies menjelaskan kualitas karakter yang dimaksud itu terdiri dari dua bagian.

Pertama, karakter moral yang mencakup, antara lain nilai-nilai Pancasila, keimanan, ketakwaan, integritas, kejujuran, keadilan, rasa welas asih, empati, dan sopan santun.

Yang kedua dan tak kalah pentingnya ialah karakter kinerja.

Di antara karakter kinerja itu mencakup kerja keras, ulet, tangguh, rasa ingin tahu, inisiatif, gigih, kemampuan beradaptasi, dan kepemimpinan.

"Kita ingin anak-anak Indonesia menumbuhkan kedua bagian karakter ini secara seimbang. Kita tak ingin anak-anak Indonesia menjadi anak yang jujur tapi malas, atau rajin tapi culas. Keseimbangan karakter baik ini akan menjadi pemandunya dalam menghadapi lingkungan perubahan yang begitu cepat," tutur Anies.

Selanjutnya, kata dia, komponen literasi dasar juga penting disiapkan.

Literasi dasar memungkinkan anak-anak meraih ilmu serta kemampuan yang lebih tinggi dan menerapkannya pada kehidupan hariannya.

"Bila selama ini kita berfokus pada literasi baca,tulis, dan berhitung yang masih harus kita perkuat, maka kini kita perlu pula memperhatikan literasi sains, literasi teknologi, literasi finansial, dan literasi budaya," ungkap dia.

Terakhir, jelas Anies, anak-anak Indonesia juga perlu dibekali dengan komponen kompetensi.

Dengan komponen kompetensi, anak-anak Indonesia dituntut mampu menghadapi masalah-masalah yang kompleks serta tidak terstruktur.

"Karena itulah anak-anak kita butuh kompetensi kemampuan kreativitas, kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi, serta kemampuan kolaborasi," ujar dia.

Mendikbud pun mengajak semua pihak pada Hari Pendidikan Nasional yang kali ini bertema Nyalakan pelita, terangkan cita-cita tersebut untuk peduli pendidikan sehingga pendidikan bisa menjadi pelita bagi setiap anak dalam menumbuhkan karakter dan mempersiapkan masa depan mereka.

Anies juga mendorong orangtua dan guru untuk memastikan masa depan

anak dan siswa mereka dengan memberi dukungan sepenuhnya dalam meraih segala kesempatan yang terpampang di hadapannya.

Vokasi

Di Denpasar, Bali, Gubernur Bali Made Mangku Pastika pun mengingatkan pentingnya kualitas generasi muda Indonesia di masa mendatang.

Dengan peningkatan mutu sumber daya manusia, bangsa Indonesia diyakini mampu menghadapi persaingan global dan regional.

"Anak-anak kita juga perlu ditanamkan integritasnya sehingga kualitas yang ada tidak tergerus oleh gempuran globalisasi," kata dia di sela jalan sehat rangkaian Hardiknas di Denpasar, Jumat (29/4).

Praktisi pendidikan Indra Charismiadji menyatakan peningkatan kualitas generasi muda Indonesia bisa dilakukan dengan mempersiapkan pendidikan vokasi atau kejuruan.

Terlebih, wilayah Indonesia berdasarkan geografis yang sangat luas lebih membutuhkan sumber daya manusia yang siap pakai.

"Negara kawasan ASEAN seperti Filipina saja telah menyiapkan lulusan vokasi sejak lama sehingga mereka saat ini hebat pada kemampuan bahasa Inggris dan hospitality dan akhirnya mereka dapat bekerja di negara lain. Begitu pula Thailand kuat pada pariwisata. Jadi, kita berkejaran waktu dengan mereka,'" cetusnya.

Karena itu, ia mendorong pemerintah untuk menggenjot pendidikan vokasi di bidang kemaritiman, pariwisata, dan pertanian.

"Jadi kita fokuskan di tiga bidang vokasi itu dan kita genjot kesiapan guru hingga sarana prasarananya di daerah-daerah sambil diiringi anggaran pendidikan yang memadai untuk peningkatan kualitas SDM anak muda kita," tutur Indra.

Praktisi pendidikan lain Marlock menilai kualitas generasi muda mesti ditumbuhkan tidak hanya pada pendidikan menengah umum, tetapi juga pada pendidikan menengah kejuruan.

"Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mesti juga menciptakan lulusan yang santun mandiri dan kreatif. Ini diawali dengan orangtua dan guru yang beriman, bertakwa, dan berakhlak," kata Marlock.

Hemat dia, dalam mendidik generasi muda agar kompetensi mereka mampu bersaing ialah menggunakan metode memberikan contoh.

"Mereka dilatih, lakukan sendiri, dan koreksi kembali seperti tertuang dalam ajaran Ki Hadjar Dewantara," pungkasnya. (Mlt/OL/Pro/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya