Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GARIS keturunan Tionghoa dalam dirinya membuat Devina Paulina Yapari sedikit banyak tertarik untuk mempelajari bahasa Mandarin. Dengan ‘bekal’ yang terbilang nihil, ia memutuskan mengambil program studi bahasa Mandarin ketika memasuki perguruan tinggi.
Berkat ketekunan dalam belajar dan berlatih, kemampuan bahasa Mandarinnya meningkat pesat dalam hitungan tahun. Bahkan, Devina berhasil menjadi pemenang dalam kompetisi bahasa Chinese Bridge 2021 tingkat nasional. Atas kemenangan itu, ia berhak mewakili Indonesia dalam putaran Chinese Bridge tingkat internasional, bulan depan.
Yang menarik, di ajang final nasional lalu, pemudi yang piawai memainkan sejumlah alat musik tersebut membawakan pidato yang mengetengahkan Bhinneka Tunggal Ika. Satu semboyan yang menyatukan bangsa penuh keragaman ini. Kepada Muda, ia bercerita tentang makna semboyan itu, juga nasionalisme baginya, dan tentu kiatnya mempelajari bahasa Mandarin. Berikut petikan perbincangan kami via Zoom, Minggu (15/8).
Selamat, ya, atas kemenangan kamu. Boleh beri gambaran sedikit tentang kompetisi Chinese Bridge?
Chinese Bridge pertama kali diadakan pada 2002 oleh pemerintah Tiongkok. Saat ini sudah Chinese Bridge yang ke-20. Ini dimulai dari penyisihan di provinsi lalu masuk ke nasional. Lalu, juara satu tingkat nasional akan mewakili Indonesia di Chinese Bridge internasional.
Apa saja yang dinilai dari kompetisi ini?
Ada empat yang diuji, yaitu pidato dan tanya jawab menggunakan bahasa Mandarin, lalu ada ujian tulis via Google Form sekitar 2 jam, dan talent show (unjuk bakat). Unjuk bakat bisa macam-macam. Aku memainkan alat musik erhu.
Meskipun berlangsung virtual, selama ujian kami tetap dipantau. Selain laptop yang digunakan untuk ujian, kami juga harus bergabung di Zoom memakai perangkat tambahan yang diletakkan di bagian belakang untuk memantau selama ujian.
Saat unjuk bakat, videonya dipersiapkan sebelum hari H, jadi saat lomba berlangsung, video tersebut tinggal dimainkan. Saat unjuk bakat juga mengenakan kostum. Saat itu aku mengenakan kostum dari suku Mongolia karena lagu yang aku bawakan saat itu lagu Balap Kuda. Lagu ini menjelaskan ciri khas dari suku Mongolia yang hobi berkuda karena mereka penggembala.
Bagaimana persiapan kamu di tingkat nasional lalu?
Rutinitas latihannya hampir sama dengan tingkat provinsi, yaitu latihan virtual bersama dosen. Jadi di setiap lombanya, seperti pidato, talent show, dan lain-lainnya itu ada dosen-dosen yang membimbing aku. Aku latihan semuanya itu hampir satu tahun.
Apa manfaat yang kamu rasakan ketika ikut kompetisi ini?
Aku merasa kemampuan bahasa Mandarin meningkat karena lewat kompetisi ini aku terpacu untuk lebih mempelajari pengetahuan dan budayanya. Selain itu, juga sebagai salah satu kompetisi yang bergengsi. Dengan aku menjuarai tingkat nasional, aku banyak diberikan tawaran pekerjaan.
Sejak kapan kamu tertarik mempelajari bahasa Mandarin?
Sejak awal kuliah. Waktu kelas 3 SMA, aku mulai ada kesadaran kalau aku etnik Chinese, setidaknya aku bisa bahasa Mandarin. Di masa Orde Baru kan bahasa Mandarin sempat dilarang. Itu jadi memutus rantainya. Seperti di era kakek dan nenek, mereka bisa bahasa Mandarin, tapi di era orangtua sudah tidak bisa. Jadinya keturunan setelah itu juga tidak bisa.
Akhirnya aku memutuskan untuk memilih jurusan bahasa Mandarin. Paling tidak, meski dari awal aku masuk (kuliah) itu (kemampuan bahasa) nol, nanti setelah lulus aku bisa lancar bahasa Mandarin. Aku mikirnya seperti itu.
Belajar bahasa asing dari nol, apa tantangannya?
Memang sulit, tetapi jika kita ada niat, lalu usaha yang keras, bisa. Buktinya, aku belajar bahasa Mandarin memang dari nol, sedangkan teman-teman aku sudah jauh untuk tingkatan bahasa Mandarin dibandingkan aku saat masuk kuliah. Tapi di semester awal kuliah aku bisa mendapatkan nilai IPK yang bagus.
Kamu ikut kursus juga di luar perkuliahan?
Tidak pernah, aku benar-benar belajarnya hanya dari dosen di perkuliahan. Aku selalu menyimak saat dosen mengajar di kelas, lalu aktif di kelas. Selain itu, aku juga review setiap malam dari materi-materi yang telah aku pelajari selama di kelas.
Pidato kamu saat di tingkat nasional Chinese Bridge memboyong semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Ada alasan khusus?
Tema di lomba ini adalah One World One Family. Jadi, menurut aku sebagai perwakilan Indonesia, asyik juga jika membawakan semboyan kita yang kebetulan sesuai, Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun kita banyak etnik, banyak agama, dan lain-lainnya, kita tetap satu; Indonesia.
Kehidupan berbangsa kita, menurut kamu sudah mencerminkan itu?
Bagi aku, saat ini sudah mencerminkan, walau kadang juga masih ada kejadian-kejadian yang masih tidak sesuai.
Apakah kamu pernah merasakan ketidaksesuaian itu, atau pengotakan-ngotakan?
Kalau aku tidak merasa terlalu, ya. Di perkuliahan, selain dalam jurusan, aku juga ikut organisasi. Di situ aku berkenalan dengan orang-orang dari beragam daerah. Meski daerah asal kami berbeda dan cara berpikir kami pun berbeda-beda, kami tetap berteman hingga saat ini.
Bangsa kita baru saja merayakan HUT ke-76 kemerdekaan. Seperti apa kamu melihat perwujudan nasionalisme kita?
Nasionalisme ini erat hubungannya dengan persatuan. Pada era pandemi seperti ini, kita seharusnya lebih bisa memupuk rasa nasionalisme, misalnya lebih bersatu melawan hoaks yang beredar di tengah pandemi. Bahkan masih ada orang-orang yang antivaksin, antimasker, dan lain-lainnya. Bagi aku, kalau kita terpecah-pecah seperti ini, akan lebih sulit untuk mengalahkan pandemi. Maka dari itu, kita harus bersatu.
Bagaimana baiknya generasi muda memupuk rasa nasionalisme?
Kita harus mulai dari kesadaran diri sendiri, ya. Kita harus mulai taat, kita harus percaya bahwa negara kita bisa. Jadi, kita harus menanamkan pola pikir yang baik-baik dulu di dalam diri kita. Jika dari diri kita sendirinya sudah bagus, kita bisa sebarkan hal-hal positif tersebut ke orang lain.
Kita butuh bersatu untuk merdeka, seperti dulu saat zaman penjajahan, itu butuh persatuan. Nah ini posisinya sama, saat ini kita sedang dijajah oleh pandemi covid-19. Jadi, kita harus bersatu agar kita bisa menang dan merdeka dari pandemi ini.
Bulan depan Chinese Bridge tingkat internasional dimulai, bagaimana persiapan kamu?
Sejauh ini, untuk persiapan sudah baik dan matang bersama dosen-dosen aku.
Semoga berhasil, ya. Lalu, apa rencana kamu ke depannya?
Untuk ke depannya aku ingin melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (M-2)
BOX
Tips Belajar Bahasa Mandarin:
1. Latihan
Latihan, baik menulis maupun berbicara. Semakin banyak menulis, kamu semakin cepat ingat. Semakin banyak latihan, juga akan semakin cepat menguasai bahasa tersebut.
2. Ikuti kursus atau ambil jurusan bahasa Mandarin
Melalui kursus atau perkuliahan, kita bisa mempelajari nadanya karena di bahasa Mandarin ada empat nada. Jika nadanya sudah berbeda dalam pengucapannya, artinya pun akan berbeda. Selain itu, jika ada guru, akan bisa lebih diperhatikan untuk nada dan juga dapat dievaluasi.
3. Pantang menyerah
Jika menyerah di pertengahan jalan saat mempelajari bahasa, kamu akan mulai dari nol kembali.
BIODATA
Nama lengkap : Devina Paulina Yapari
Tempat, tanggal lahir : Malang, 20 Maret 1999
Pendidikan : Program Studi Bahasa Mandarin, Universitas Kristen Petra (2017-2021)
Riwayat organisasi:
- Fungsionaris Tim Petra Sinergi (2018-2020)
- Ketua Petra Chess Competition (2019)
Prestasi :
- Juara 1 lomba bahasa Mandarin Chinese Bridge tingkat nasional (2021)
- Juara popularitas terbaik lomba bahasa Mandarin Chinese Bridge tingkat nasional (2021)
- Juara 2 lomba bahasa Mandarin Chinese Bridge tingkat provinsi (2021)
- Juara 3 Unnes Virtual Competition kategori virtual music competition (2020)
- Peraih beasiswa prestasi akademik Universitas Kristen Petra (2018)
- Juara 2 kategori talent show lomba Chinese Day tingkat universitas (2018)
- Juara 1 kategori talent show lomba Chinese Day tingkat universitas (2017)
- Juara 1 Rhapsody Violin Competition (2015)
- Juara 2 Perfect Tone Violin Competition (2015)
- Juara 2 SME Violin Competition (2015)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved