Fasilitas Medis Lintas Batas masih Terbatas

Putri Rosmalia Octaviyani
21/4/2016 17:31
Fasilitas Medis Lintas Batas masih Terbatas
(ANTARA/Aswaddy Hamid)

KLINIK pelayanan media di pintu masuk perbatasan negara menjadi ujung tombak pencegahan penyebaran berbagai wabah penyakit ke Tanah Air. Namun, peran penting tersebut masih terkendala dengan minimnya fasilitas dan sumber daya manusia sebagai tenaga medis.

"Kami sangat ketat menjaga dan memantau setiap potensi penyakit atau virus yang mungkin dibawa oleh warga asing atau warga Indonesia yang baru kembali dari luar negeri," ungkap Romer Simanungkalit, Kepala Seksi Pengendalian Karantina Kantor Kesehatab Pelabuha (KKP) Kelas 1 Bandara Hang Nadim, Batam, Kamis (21/4).

Romer mengatakan, berbagai prosedur terus dijalankan setiap harinya dalam memantau setiap kedatangan dari luar negeri. Batam menjadi salah satu wilayah dengan kedatangan dari luar negeri terbanyak karena posisinya yang berdekatan dengan Singapura.

"Kalau ada wabah seperti yang Ebola dan Zyka misalnya, setiap kedatangan dari negara-negara terjangkit kami lakukan dengan spesial sesuai prosedur. Namun itu, kami di sini sangat terbatas, fasilitas maupun sumber daya manusia. Jadi kalau ada kasus yang parah hanya bisa kami rujuk sesuai prosedur ke rumah sakit," ujarnya.

Diungkapkannya, dalam melakukan prosedur pemeriksaan saat terjadinya wabah, KKP melakukan beberapa tahap. Mulai dari pemeriksaan dasar, proses evakuasi dan pengobatan, hingga tahap paling tinggi ialah karantina atau isolasi.

"Tergantung arahan dan status yang dikeluarkan oleh WHO dan Kemenkes. Alat-alat pendeteksi kami gunakan, tapi hanya ada kalau memang sedang ada wabah," tambah Romer.

Kabid Pebgendalian Karantina dan Surveillance Epidemiology KKP Kelas1 Batam Abd Salam mengungkapkan, pada dasarnya klinik di pos-pos perbatasan berperan mencegah, menangkan dan mengendalikan penyebaran penyakit menular dari luar negeri. Dengan demikian, keketatan dan koordinasi terus berusaha dilakukan di antaranya dengan pihak maskapai untuk mencegah terjadinya lolos survey atau pengecekan penumpang asal luar negeri yang berpotensi membawa penyakit.

"Jadi kami salah satunya, klinik lintas batas lain juga ada di pintu-pintu masuk lain, termasuk pos lintas batas darat. Kami terus memaksimalkan dengan koordinasi dengan semua pihak terkait," tutupnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya