Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
APABILA malam cerah dan awan tak menghalangi, di langit bakal bisa terlihat 'bintang jatuh' pada Kamis dan Jumat, 21-22 April 2016, yang oleh peneliti astronomi biasa disebut hujan meteor Lyrid.
Pengamatan hujan meteor bisa lebih nyaman jika dilakukan dari lokasi yang minim polusi cahaya dan memiliki medan pandang yang luas serta tempat yang cukup gelap. Misalnya, kawasan pantai, pedesaan, pegunungan, atau perbuktitan.
Pencinta astronomi dan kalangan astronom amatir amat sangat menunggu fenomena jatuhnya benda langit ini. Jika langit sedang cerah, keindahan pertunjukan 'bintang jatuh' itu dapat dilihat dengan mata telanjang.
Tak dibutuhkan alat optik untuk mengamati hujan meteor Lyrid ini karena jika menggunakan teleskop akan lebih sulit diamati karena jatuhnya meteor langsung tersebar saat sampai di bumi dan geraknya sangat cepat.
"Hujan meteor Lyrid berlangsung pada 16-25 April, akan tetapi puncaknya akan terjadi pada 21-22 April sejak tengah malam sampai subuh. Peristiwa fenomena alam ini bisa kita lihat jika kondisi cuaca tidak sedang hujan atau tertutup awan, " kata Evan Irawan, Peneliti Observatorium Bosscha Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (20/4).
Dia menyatakan meski pengamatan bisa dilihat dengan mata telanjang akan tetapi peristiwa bintang jatuh itu bisa lebih bagus diamati dengan memakai kamera DSLR dengan lensa fisheye.
Dalam satu jam, ada sekitar 30-40 hujan meteor berukuran sangat kecil seukuran batu kerikil yang terbakar saat melewati atmosfir bumi.
Ketika menghujani bumi, kecepatan meteor-meteor itu bergerak sangat cepat sehingga jika berkesempatan melihatnya akan seperti garis lurus yang cerah.
Namun sayang, Obeservatorium Bosscha tidak akan menggelar pengamatan hujan meteor meski pada April ini pihaknya mengadakan kunjungan malam bagi masyarakat umum.
"kami tidak melakukan pengamatan untuk hujan meteor Lyrid meski pada bulan ini kita buka kunjungan malam," tuturnya.
Masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya fenomena ini, sebab hujan meteor umumnya tidak berbahaya karena ketika sampai ke permukaan bumi wujudnya telah berupa serpihan yang lebih kecil dari batu kerikil. Paling besar, hanya seukuran bola golf yang biasa disebut peneliti astronomi sebagai fireball.
"Kalau meteor biasa berukuran kerikil terlihat cuma beberapa detik. Nah, fireball ini terlihat lebih lama di langit," ungkapnya.
Namun demikian, terang dia, fireball biasanya tidak terprediksi kapan jatuh ke bumi karena bukan bagian dari hujan meteor. Bahkan, meteor yang ukurannya lebih besar dari fireball juga ada, tapi tidak berhubungan dengan hujan meteor dan tidak pula ada kaitannya dengan komet.
Evan menerangkan hujan meteor bisa diprediksikan kapan terjadi karena merupakan fenomena alam ketika orbit bumi bersinggungan dengan orbit sejumlah komet. Hujan meteor pun dapat disaksikan setiap tahun, bahkan waktu kemunculannya dari tahun ke tahun hampir selalu sama.
"Jumlah komet itu banyak dan berukuran kecil, kalau dibandingkan dengan ukuran bumi. Komet yang berukuran besar, karena orbitnya bersinggungan dengan orbit bumi sehingga menimbulkan hujan meteor, jumlahnya itu paling 12 komet, " jelasnya.
Selain pada 21-22 April 2012, fenomena alam lainnya pada bulan ini juga akan terjadi hujan meteor Eta Aquarids yang berlangsung pada 19 April 2016 sampai 26 Mei 2016, dengan fase puncak pada 5-6 Mei. Hujan meteor ini dipicu oleh kejatuhan batu angkasa dari puing komet Halley.
Ukuran meteor saat hujan meteor Eta Aquarids lebih kecil daripada meteor Lyrid, tapi jumlah meteor saat hujan Eta Aquarids lebih banyak dibandingkan Lyrid.
Pada tahun ini, hujan meteor Lyrid ialah hujan meteor yang kedua, karena yang pertama hujan meteor Quadrantids sudah terjadi pada 3-4 Januari 2016.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved