Pelestarian Alam Jangan seperti Kembang Api

Richaldo Y Hariandja/X-8
15/4/2016 05:55
Pelestarian Alam Jangan seperti Kembang Api
(MI/ARYA MANGGALA)

SECARA perlahan tangan Presiden Joko Widodo mengulur sebuah tali berwarna biru.

Seiring dengan diulurnya tali, sebuah tirai yang merupakan sisi dari sangkar raksasa turut turun dan membuka jalan bagi tiga elang bondol ke alam terbuka.

Namun, semua orang, termasuk Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian LHK Tachrir Fathoni, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang mendampingi Jokowi, harus menunggu 1 menit sebelum elang pertama keluar dari sangkar.

Satu menit kemudian elang kedua menyusul, sementara elang terakhir memakan waktu lebih dari 5 menit untuk benar-benar keluar sangkar dan terbang bebas.

Orang nomor satu di Indonesia itu mengambil bagian dalam Pencanangan Gerakan Nasional Penyelamatan Tumbuhan dan Satwa Liar, di Pulau Karya, Kepulauan Seribu, Jakarta, kemarin.

Selain elang bondol yang merupakan lambang Jakarta, Presiden melepasliarkan empat penyu sisik dewasa, 200 tukik penyu sisik, dan 250 burung jenis lain yang berhabitat di Kepulauan Seribu.

"Ada dua hal yang akan kita wariskan kepada generasi penerus, yaitu ilmu pengetahuan dan kelestarian alam," ucap Jokowi.

Presiden memang menaruh perhatian penuh terhadap konservasi alam. Sebelumnya, ia pernah melepasliarkan burung-burung di Istana Bogor.

Menurutnya, pelepasliaran telah melalui serangkaian tes kesehatan dan kelayakan terhadap burung yang hendak dilepas.

Ia pun meminta para aktivis lingkungan tidak perlu gusar.

"Lha wong saya juga pelajari, ini kan tiga semester," ucap sarjana kehutanan Universitas Gadjah Mada tersebut--lulus pada 1985-- yang disambut tawa ringan dari para tamu dan undangan yang hadir.

Menurut Jokowi, acara pelestarian baik lingkungan maupun sumber daya alam lain di masa depan tidak berorientasi semata pada jumlah satwa dan tumbuhan yang dikonservasi.

Presiden meminta agar prinsip keberlanjutan dan orientasi hasil dapat lebih diutamakan.

"Percuma kita canangkan, kita luncurkan, tapi seperti kembang api meriah sebentar lalu langsung hilang dan padam, tegas Presiden."

Pada kesempatan yang sama, Siti Nurbaya menyatakan Gerakan Nasional Penyelamatan Tumbuhan dan Satwa Liar tidak hanya terfokus pada burung, tetapi juga spesies satwa lain yang terancam punah.

"Total pelepasliaran burung sebanyak 1.478 ekor, 159 kura-kura dan penyu, 500 tukik, 2 biawak, 6 beruang madu, 9 musang, dan 5 orang utan. Semua itu dilakukan serentak hari ini, di seluruh Indonesia," Siti menjelaskan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya