Pemerintah Seriusi Sagu di Lahan Gambut

14/4/2016 01:05
Pemerintah Seriusi Sagu di Lahan Gambut
(MI/BENNY ANDRIYOS)

KABUPATEN Meranti, Riau, sukses menjadikan sagu sebagai komoditas pertanian utama di lahan gambut. Hal itu menginspirasi pemerintah untuk mengembangkan tanaman sagu di lahan gambut rusak yang masuk program restorasi (pemulihan). Penguatan pasar juga akan ditingkatkan agar sagu menjadi komoditas ekspor.

“Kita akan perbanyak bangun pabrik pengolahannya. Permintaan sagu di pasar juga sangat tinggi,” ujar Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead saat ditemui di Sungai Tohor, salah satu desa di Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Meranti, Riau, Selasa (12/4).

Menurut Nazir, keberhasilan masyarakat Sungai Tohor dalam menanam sagu tanpa mengeringkan lahan gambut menjadi jawaban dalam mengembangkan vegetasi asli lahan gambut, sebab selama ini tanaman sawit dan akasia yang dibudidayakan di lahan gambut bukan jenis yang cocok dengan karakteristik gambut yang basah. Budi daya kedua jenis tanaman itu perlu disertai pengeringan lahan gambut. Padahal, pengeringan itu menjadi pangkal kerusakan ekosistem gambut.

“Presiden berpesan agar program restorasi gambut dapat menghadirkan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Karena itu, budi daya sagu menjadi salah satu langkahnya,” ucap Nazir.
Menurut Nazir, ia sudah mengusulkan kepada Menteri Perdagangan agar sagu menjadi produk pertanian yang harus didorong. Selain memperbanyak pabrik pengolahan sagu, akses pada pasar juga dikembangkan.

“Melakukan tata kelola gambut yang baik juga dapat berimplikasi pada masuknya investasi terhadap pengembangan sagu. Tentu saja tanpa menghilangkan peran masyarakat untuk mengelola sagu di gambut. Karena itu, bagian kearifan lokal dari masyarakat di sini,” imbuhnya.

Pada kesempatan sama, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyatakan pihaknya akan mengembangkan infrastruktur di Meranti, yang merupakan daerah kepulauan, agar pemasaran sagu lebih mudah.

“Selama ini kita lewat laut saja. Pembeli yang datang ke sini, itu sebabnya mereka yang tentukan harga.” (Ric/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya