Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KAWASAN pesisir Indonesia tidak lepas dari pengikisan oleh gelombang laut (abrasi). Di Riau, rata-rata abrasi di kawasan pesisir bahkan mencapai 30 meter per tahun.
“Hal ini tentu saja akan sangat memengaruhi kami, juga negara,” terang Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman saat ditemui di Selat Panjang, Riau, Senin (11/4).
Pengaruh terhadap negara yang dimaksud berkaitan dengan batas negara.
Ketika kawasan pesisir pada pulau-pulau terluar tergerus abrasi, ada luasan kepulauan Indonesia yang bakal hilang.
“Kawasan pesisir di Riau berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan lautan tersibuk tempat lalu lalang kapal,” kata Arsyad.
Karena itu, lanjutnya, percepatan abrasi sangat mungkin terjadi akibat kuatnya gelombang laut yang disebabkan pergerakan berbagai jenis kapal yang lalu lalang. Hal tersebut tentu saja mengancam kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang berada di kawasan pesisir.
Menurut Arsyad, selain karena faktor dari arus laut, mudahnya kawasan pesisir Riau terkena abrasi tidak lepas dari kondisinya yang terdiri dari lahan gambut.
“Kekeliruan dalam tata kelola lahan gambut telah menyebabkan lahan itu kering hingga memudahkan terjadinya subsiden (penurunan permukaan tanah). Hal itu juga memicu abrasi,” imbuh dia.
Pada kesempatan sama, Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut Haris Gunawan membenarkan abrasi menjadi masalah bagi kawasan ekosistem gambut. Karena itu, perlu dilakukan upaya pembenahan secara komprehensif untuk memulihkan kawasan gambut di pesisir.
“Mengenai abrasi, itu memang bukan kami yang mengurusi, tetapi kalau menyangkut gambut, pasti kami akan kerjakan selama berada di wilayah prioritas (program restorasi lahan gambut),” ucap Haris.
Menurut Haris, persoalan abrasi perlu dilihat sejak 50 bahkan 100 tahun lalu untuk mengetahui penyebab pastinya. Penyebab itu tentu tidak lepas dari perilaku manusia. Belum lagi pengaruh perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan air laut setiap tahunnya.
“Ini perlu kita cermati bersama, jangan sampai terjadi musibah di kemudian hari jika kita tidak melakukan pembenahan saat ini,” kata Haris. (Ric/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved