Kongres ASCS Bahas Kolorektal

OL/H-3
08/4/2016 08:00
Kongres ASCS Bahas Kolorektal
(Ketua PBEI, Errawan R Wiradisuria -- linkdokter.com)

INDONESIA melalui Perhimpunan Bedah Endo Laparoskopik Indonesia (PBEI) mendapat kehormatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kongres ke-8 Biennial Congress of ASEAN Society Colorectal Surgeons (ASCS).

Kongres itu digelar di Nusa Dua, Bali, 6-9 April 2016.

Pada kongres ke-8 itu, penyelenggara menonjolkan aspek kemajuan teknologi di dunia kesehatan, khususnya di bidang bedah kolorektal (usus besar dan rektum).

Untuk itu, tema yang diangkat ialah Healthcare tecnology-innovations to improve quality of life.

Ketua PBEI Errawan R Wiradisuria menjelaskan dua hari pertama kongres diisi seminar dan diskusi.

Dua hari berikutnya dilakukan pelatihan singkat dan kursus.

ASCS kali ini menampilkan 90 pembicara yang terdiri dari 37 pembicara internasional dan 53 pembicara asal Indonesia.

Secara total, peserta kongres ialah 600 orang dari 22 negara Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika.

"Ada banyak ilmu, pelatihan, pengalaman, dan sharing informasi dari berbagai pembicara baik yang internasional maupun nasional. Kita berharap, dengan banyaknya pembicara tersebut, para peserta mendapat berbagai ilmu dan pengalaman dalam penanganan bedah kolorektal, baik di Indonesia maupun seluruh negara peserta lainnya," ujarnya, kemarin.

Errawan menambahkan, selama ini PBEI sangat konsen dengan berbagai gangguan kolorektal, terutama kanker kolorektal.

Pasalnya, kejadian jenis kanker itu merupakan nomor tiga tersering di masyarakat setelah kanker serviks dan payudara.

"Itulah sebabnya, seluruh acara ilmiah ASCS kali disusun secara komprehensif sejak dari diagnosis sampai dengan alternatif penyembuhannya, baik melalui prosedur pembedahan, nonpembedahan, maupun kombinasi keduanya."

Pada kesempatan sama, Wakil Ketua PBEI Barlian Sutedja menjelaskan penyebab gangguan kolorektal ialah gaya hidup dan konsumsi makanan tak sehat.

"Usus manusia itu sangat berhubungan dengan apa yang dimakan. Bila mengonsumsi makanan yang sudah tercemar, mengandung racun, makanan instan, dan sebagainya, usus jadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit kolorektal," ujarnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya