Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ANALISIS terbaru Unicef menyatakan pandemi covid-19 berdampak besar terhadap kehidupan perempuan di sejumlah negara. Bahkan, terjadi peningkatan 10 juta pernikahan anak dalam dekade ini.
"Penutupan sekolah, tekanan ekonomi, gangguan layanan, kehamilan dan kematian orang tua karena pandemi membuat anak perempuan yang paling rentan berisiko tinggi untuk menikah di bawah umur," bunyi sebuah penelitian Unicef.
Baca juga: Belajar Daring Saat Pandemi Pengaruhi Kesehatan Jiwa Anak
Tren itu, jika dikonfirmasi, akan menunjukkan kemunduran serius dari kemajuan melawan pernikahan anak dalam beberapa tahun terakhir. Menurut penelitian tersebut, dalam 10 tahun terakhir proporsi anak perempuan secara global yang menikah turun sebesar 15%. Dari sebelumnya hampir satu banding empat, menjadi satu banding lima.
“Kemajuan itu sekarang berada di bawah ancaman,” lanjut penelitian yang dirilis pada Hari Perempuan Internasional.
Direktur Eksekutif Unicef Henrietta Fore menyebut pandemi covid-19 telah membuat situasi yang semakin sulit bagi jutaan anak perempuan. "Banyak sekolah ditutup, isolasi dari teman-teman dan jaringan pendukung, serta meningkatnya kemiskinan," tutur Fore.
Baca juga: Butuh Kolaborasi untuk Akselerasi Vaksinasi Nasional
Anak perempuan yang menikah di masa remaja, lanjut dia, lebih berpotensi mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Serta, kecil kemungkinannya untuk tetap bersekolah. Mereka menghadapi peningkatan risiko kehamilan dini, komplikasi dan kematian ibu.
Isolasi dari keluarga dan teman-teman juga berdampak berat pada kesehatan mental anak perempuan yang menikah. Sementara itu, pembatasan perjalanan terkait pandemi dan jarak fisik, mempersulit anak perempuan untuk mengakses perawatan kesehatan, layanan sosial dan dukungan komunitas yang melindungi.(CNA/OL-11)
Mantan Bupati Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) Suhaili Fadhil Tohir dilaporkan istrinya karena menikah diam-diam
STUNTING atau pertumbuhan terhambat pada anak, bukan lagi sekadar masalah kesehatan perseorangan, tetapi telah menjadi masalah utama bangsa yang membutuhkan perhatian serius
Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah Kemenag, Agus Suryo Suripto menerangkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka pernikahan anak yang tinggi.
CALON presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mendapat pertanyaan soal pernikahan dini yang kerap terjadi di masyarakat Indonesia saat dialog Desak Anies.
Kegiatan ini diselenggarakan guna meningkatkan kesadaran untuk berkomitmen melindungi hak-hak anak demi mempersiapkan perencanaan berkeluarga yang matang dan berkualitas
Penurunan angka tengkes di Jawa Tengah perlu dilakukan dari remaja. Salah satunya pencegahan pernikahan dini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved