Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Program Kewirausahaan Sosial Bidik 7.000 Keluarga PKH Graduasi

Suryani Wandari Putri Pertiwi
30/1/2021 14:35
Program Kewirausahaan Sosial Bidik 7.000 Keluarga PKH Graduasi
Ilustrasi(Kemensos)

KEMENTERIAN Sosial meluncurkan program Kewirausahaan Sosial atau Prokus, demi terwujudnya kemandirian ekonomi di keluarga. Dalam upaya pemberdayaan sosial ini, Prokus hadir di DKI Jakarta, dan Majalengka.

Tahun ini, Prokus memiliki target dapat merangkul 7.000 KPM, dengan bantuan modal Rp2 juta per KPM. Dan proses pemberdayaan ini tetap dilakukan sama, dengan pemberian bantuan sosial insentif modal usaha, inkubasi dan mentoring bisnis dan pendampingan sosial.

“Prokus itu yang menjadi sasaran adalah Program Keluarga Harapan (PKH) graduasi, dimana artinya mereka-mereka yang sudah lulus dari program PKH. Sehingga, ini dapat menjembatani PKH graduasi yang memiliki rintisan usaha agar mereka dapat lebih berkembang,”kata Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Edi Suharto dalam keterangan resmi, Sabtu (30/1).

Ia menambahkan, para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak hanya dapat bantuan modal usaha, namun juga mentoring. kPM ini pun nantinya akan terhubung dengan lembaga-lembaga permodalan seperti koperasi.

"Dalam pelakasanaannya, tidak hanya Bantuan Sosial Insentif Modal Usaha (BSiMU) namun juga adanya pendamping Inkubasi Mentoring Bisnis (IMB) dimana itu adalah cara Kementerian Sosial hadir dan membuat mereka mandiri secara ekonomi,” tambahnya.

Program Kewirausahaan Sosial (Prokus), sudah dirasakan manfaatnya oleh Wiwi, KPM yang berada di Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Sejak mengikuti Prokus, omzet jualan kue basahnya beranjak naik lantaran produknya bisa dijual ke pasar.

"Sebelum dapat bantuan usaha dari Kementerian Sosial, paling dijual di lingkungan sekitar, tapi setelah dapat bantuan, sekarang bisa sampai ke pasar-pasar,” jelasnya.

Manfaat yang sama juga dirasakan oleh Ida, penjual makanan kering, salah satunya camilan gapit. Ia mengatakan bantuannya susah diterima dan dipakai untuk menambah modal usaha dan membantu meringankan masalah keluarga.

"Terima kasih sebesar-besarnya untuk Kemensos. Saya sangat terbantu, meringankan beban dan penghasilan saya meningkat dari sebelumnya,” tambahnya.

Sebagai gambaran, omzet sebelum mendapat dapat bantuan 0 rupiah. Namun, setelah menerima Prokus, sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup dan memulai kembali usahanya. "Per hari bisa dapat untung," terang Pipit, mentor Prokus yang mendampingi 30 KPM.

Selain dari dana APBN, Prokus juga akan didukung Hibah Langsung Dalam Negeri (HLDN) kepada Penerima Manfaat non PKH. Dengan skema yang lebih fleksibel sesuai karakteristik dan kebutuhan PM, Prokus akan diterapkan kepada pilar-pilar sosial, seperti Karang Taruna atau Lembaga Kesejahteraan Sosial yang telah memiliki rintisan usaha yang berhasil. Selain itu, dapat dijadikan model praktik terbaik (best practice), juga bisa direplikasi di tempat lain. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya