Peserta Ujian Nasional Mesti Utamakan Kejujuran

Putri Rosmalia Octaviyani
03/4/2016 08:43
Peserta Ujian Nasional Mesti Utamakan Kejujuran
(Antara/Aditya Pradana Putra)

SEKITAR 30 ribu siswa sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK), besok, mulai mengikuti ujian nasional (UN). Ujian dilaksanakan dalam dua versi, yakni tertulis dan berbasis komputer.

Apa pun bentuknya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan berpesan agar siswa tidak melakukan cara-cara yang tidak terpuji dalam melaksanakan ujian. Siswa, kata dia, harus mengutamakan kejujuran. "Prestasi penting, jujur yang utama. Ujian itu tidak boleh menghalalkan segala cara," ujar Mendikbud, Jumat (1/4).

Dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin, Kepala Pusat Penilaian dan Pendidikan (Kapuspendik) Balitbang Kemendikbud Nizam mengatakan segala persiapan terkait dengan pelaksanaan ujian telah rampung. Guna mengawal jalannya proses pelaksanaan ujian, Kemendikbud, kata dia, telah bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, kepolisian, dan Ombudsman. Bahkan, khusus untuk pelaksanaan UN berbasis komputer, selain Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), para peretas pun dilibatkan.

"Untuk UN tertulis, distribusi soal ke wilayah yang sulit dijangkau telah dilaksanakan semua demi menghindari keterlambatan, sedangkan di Jawa dilakukan menjelang UN untuk menghindari kecurangan," ungkapnya.

Tahun ini, peserta UN berbasis komputer meningkat hingga 900%.

Mendikbud mengatakan, dari 7,6 juta peserta UN tingkat SMA, SMK, dan SMP, 921.862 di antara mereka mengikuti ujian berbasis komputer. "Tahun lalu 554 sekolah melaksanakan UNBK, tahun ini meningkat menjadi 4.381 sekolah," ujarnya.

Doa bersama
Sejak 2015, UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan karena hal itu ditentukan melalui ujian sekolah. Kendati demikian, siswa diharapkan serius mempersiapkan diri. Di Nusa Tenggara Timur, ratusan siswa SMK Negeri 1 Kupang bahkan sampai menggelar doa bersama di aula sekolah tersebut. "Doa bersama ini untuk ketenangan pikiran sekaligus menyiapkan mental sebelum mengikuti ujian nasional," kata Tanti Lake, siswi jurusan pemasaran.

Ketua Panitia Pelaksanaan UN SMK Negeri 1 Kupang I Nengah Aditanaya mengatakan seluruh persiapan ujian sudah rampung, termasuk kesiapan jaringan listrik, telepon, dan server. Pihak sekolah juga menyiapkan genset guna mengantisipasi listrik padam.

Di Banyumas, Banjarnegara, serta Klaten, Jawa Tengah, pendistribusian soal untuk UN secara tertulis sudah dilakukan. Di Banyumas, naskah soal itu didistribusikan ke lima subrayon dengan pengawalan polisi. "Besok (hari ini) naskah soal didistribusikan ke sekolah-sekolah sesuai dengan subrayon masing-masing," kata Kepala Dinas Pendidikan Banyumas Purwadi, kemarin.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan jumlah armada yang mendistribusikan soal UN tahun ini menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu. "Mungkin kini semakin banyak sekolah melaksanakan ujian berbasis komputer," ujarnya di GOR Amongrogo, Kota Yogyakarta, seusai melepas armada yang mendistribusikan soal-soal UN, kemarin.

Secara keseluruhan, jumlah peserta ujian SMA dan sederajat di Provinsi DIY 48.589 siswa. Dari jumlah itu, dua siswa mengerjakan ujian di lembaga pemasyarakatan karena terlibat pelanggaran hukum. (PO/LD/AT/JS/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya