Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

PSBB Ketat Lebih Efektif Tangkis Covid dari Rapid Tes Antigen

Putri Anisa Yuliani
26/12/2020 21:23
PSBB Ketat Lebih Efektif Tangkis Covid dari Rapid Tes Antigen
Pengawasan pelaksanaan PSBB yang dilakukan Polda Metro Jaya.(MI/Bary F)

EPIDEMIOLOG Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko, memandang penerapan Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) ketat lebih efektif untuk mencegah penyebaran virus covid-19 dibandingkan kebijakan pengetatan tempat usaha dan syarat rapid test antigen bagi warga yang berpergian lintas daerah.

Kebijakan pemerintah pusat yang mewajibkan warga untuk memiliki hasil rapid test antigen negatif menurutnya tak akan menyurutkan niat warga untuk berpergian ke luar daerah.

"Syaratnya kan hanya untuk penumpang pesawat, kapal, bus, dan kereta api. Yang pakai kendaraan pribadi ya bisa-bisa saja. Apalagi razia rapid test antigen tidak di semua tempat," jelas Yunis saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (26/12).

Mobilitas warga di libur akhir tahun akan tetap tinggi. Hal itu berisiko pada kenaikan kasus covid-19. "Kalau hasilnya negatif pun mereka tetap bisa pergi. Artinya mobilitas tinggi tetap ada dan potensi transmisi virus pun tetap tinggi," ujarnya.

Menurut Yunis, penarikan rem darurat oleh Pemprov DKI Jakarta dan juga di beberapa daerah lainnya yang memiliki kasus covid tinggi lebih efektif dibandingkan syarat rapid test antigen untuk mencegah penularan virus korona.

"Kalau mau serius menangani covid-19 di akhir tahun, harusnya rem darurat dan kembali ke PSBB ketat. Bukan malah memperpanjang transisi," kata Yunis.

Ia pun menilai pada awal Januari nanti kasus baru covid-19 akan terus naik semakin tinggi dibandingkan pekan ini.

"Jangan kaget kalau kasus naik 1,5 kali sampai 2 kali lipat. Saya perkirakan kalau fasilitas kesehatan tidak ditambah mulai dari sekarang pemerintah akan mulai keteteran," imbuhnya. (Put/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya