Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BERAWAL dari obrolan sederahana di kampus, Nindi dan kedua temannya sepakat untuk mendirikan taman bacaan masyarakat (TBM) atau perpustakaan di kampung halamannya di Subang, Jawa Barat.
Di awal Desember 2020, TMB yang diberi nama Rumah Pojok Literasi Subang pun resmi dibuka bagi masyarakat, secara khusus bagi anak-anak.
Kepada Media Indonesia, mahasiswi Jurusan Pendidikan Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu mengungkapkan ia sengaja membuka TBM di kota asalnya itu karena melihat minimnya tingkat literasi di kalangan anak-anak. Apalagi di tengah pandemi, dengan ditutupnya sekolah, taman bacaan seharusnya menjadi alternatif terbaik, ketimbang menghabiskan waktu dengan bermain gawai.
“Saat ini masyarakat sedang mengalami krisis literasi, baik dari anak-anak maupun orang dewasa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain gadget,” ucap mahasiswi dengan nama lengkap Nindi Dwi Oktaviani itu.
Sejak dibuka pada awal Desember, dia mengakui belum banyak pengunjung. Setiap hari hanya kurang dari 10 anak yang datang. Sebagai awalan, jumlah itu cukup baik dan sesuai dengan protokol kesehatan covid-19.
Layaknya perpustakaan baru, masih belum banyak buku yang disediakan. Sejauh ini, dia dan kedua temannya menyediakan buku-buku yang mereka miliki dan sumbangan dari masyarakat.
Melalui media sosial, Nindi pun gencar menggalang donasi buku, secara khusus bukubuku bacaan anak dan media belajar anak lainnya. “Kalau buku pelajaran itu dari kita ada SD, SMP, SMA. Tapi, buku untuk anak-anak seperti buku cerita atau media untuk belajar membaca menulis, mainan edukasi itu masih kurang,” jelasnya.
Ia pun membuka pintu untuk para donatur yang ingin menyumbangkan bukunya. “Mari bergabung, bahu-membahu mengembangkan perpustakaan untuk Masyarakat. Mari bersama membuat generasi penerus melek baca dan menjadi intelek di masa depan,” tandasnya. (Faustinus Nua/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved