Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENENTENG kardus berisi banyak buku dan beberapa tikar lipat menuju Alun-alun Gemek Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, sudah menjadi rutinitas yang dilakukan pengurus Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) Regional Pekalongan setiap dua minggu sekali.
Beragam judul buku disusun untuk memfasilitasi pengunjung alun-alun, terutama anak-anak, agar bisa membaca di tengah asyiknya
bermain di libur akhir pekan.
Menurut Ketua pengurus GPAN Pekalongan Fatkhiyatun Naja, pendekatan ‘jemput bola’ ini lebih efektif untuk bisa menarik minat anak-anak mengenai literasi. “Kegiatan terjun langsung ke masyarakat itu lebih berdampak karena bisa langsung bersentuhan dengan masyarakat,” ucap Naja yang juga mahasiswa IAIN Pekalongan jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, kemarin.
Meskipun hanya beralas tikar dan berteduh di bawah rindangnya pohon beringin di alun-alun, pengunjung tampak antusias mengikuti berbagai kegiatan seperti membaca buku, menggambar dan mewarnai, melipat kertas, bercerita, gim tradisional, hingga belajar bahasa asing. “Konsepnya asyik biar anak-anak suka, enggak bosan hanya baca, sehingga mereka antusias,” ungkapnya lagi.
GPAN berharap komunitas ini mampu menciptakan gerakan positif untuk membantu anak-anak yang kurang mampu di seluruh Nusantara
dan semakin banyak tercipta perpustakaan di berbagai daerah.
Adapun GPAN Regional Pekalongan dipelopori oleh Naja dan juga delapan rekannya satu kampus, salah satunya Nasrudin Latif, Haizatul Faizah yang merasa jenuh dengan rutinitas yang ada. Beruntung pihaknya diberikan base camp untuk sekretariat bergabung dengan bangunan TBM Cerdas Kertoharjo di Kertoharjo Gg l4, RT 02 RW 03, Kec. Pekalongan Selatan, Pekalongan.
Dikatakan Naja, negeri ini benarbenar membutuhkan generasi emas yang peduli sehingga pihaknya pun menyasar anak-anak sekolah dasar untuk diajak bergabung, terlebih latar belakang yang ia dan temantemannya adalah keilmuan bidang kependidikan.
Untuk koleksi buku, awalnya para pengurus menyumbangkan buku dan membeli buku secara mandiri. Lama-kelamaan karena GPAN Pekalongan juga aktif dalam lomba literasi, membuka donasi buku, hingga melakukan kegiatan TBM di beberapa wilayah, koleksi bukunya bertambah.
Menurut Naja rendahnya minat baca anak-anak dipengaruhi beragam faktor, salah satunya kurangnya fasilitas atau pengadaan buku. “Donasi dalam bentuk buku dari pemerintah jarang sampai ke komunitas, jadinya kita memang harus bergandengan tangan untuk meningkatkan literasi,” pungkasnya. (Wan/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved