Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
WISATA religi betulkah berdampak signifikan pada ekonomi rakyat? Menpar Arief Yahya menjawab 100%. Pergeseran orang dari satu titik kota ke kota yang lain di dalam negeri, itu sudah dihitung sebagai wisata. Karena mereka akan membelajakan uangnya selama berwisata, sekalipun motifnya untuk kepentingan religi.
“Sebenarnya orang Umrah dan Haji itu dalam konteks pariwisata juga disebut wisata. Arab Saudi mendapatkan pundi-pundi devisa besar dari wisata ziarah ke tempat-tempat bersejarah itu,” kata Menpar Arief Yahya di Jakarta.
Haji lebih dikategorikan sebagai Destinasi Waktu karena orang datang persis pada waktu yang ditentukan. Harus ada prosesi Wukuf di Arafah, 9 Dzulhijah. Sedangkan Umrah itu lebih menitik beratkan pada ziarah, tidak harus menunggu waktu tertentu. Dua-duanya, adalah wisata bertema religi.
“Anda bisa bayangkan, jutan manusia berkunjung di Makkah dan Madinah untuk menjalankan ibadah. Dalam konteks pariwisata, itu adalah wisata ziarah,” ungkapnya.
Bagaimana dengan wisatawan nusantara? “Kita punya banyak tempat-tempat berziarah dan selama ini dengan amenitas seadanya sudah hidup. Jika ditembah dengan sentuhan pariwisata, tentu itu akan lebih kuat daya dobrak ekonominya,” ujar Mantan Dirut PT Telkom yang ahli menciptakan portofolio bisnis baru itu.
Seperti halnya, Festival Wisata Budaya Religi Manaqib 2016, yang digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Sirnarasa di Dusun Ciciuri, Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ini. Kemenpar pun mulai membungkus beberapa aktivitas seperti ini sebagai bagian dari wisata religi.
Ada pergerakan masyarakat, ada aktivitas kuliner, kerajinan tangan, penyewaan kendaraan, penginapan, souvenir, dan ekonomi kreatif lainnya.
Ribuan pengunjung tumplek blek ke Ciamis. Daerah-daerah di Jawa Barat seperti Cirebon, Garut, Tasikmalaya, Bandung, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Bogor berduyun-duyun datang ke sana.
Ada juga yang dari Jawa Tengah seperti Tegal, Pemalang, dan Cilacap. Bahkan dari Jakarta serta Sumatera, seperti Lampung dan Palembang.
Sukses kegiatan ini tak lepas dari support teknologi yang diterapkan Kemenpar. Promosi dilakukan dengan memanfaatkan IT, internet dan sosial media. Kemenpar tak ingin melewatkan potensi jumlah pengguna internet dan tingkat keaktifan netizen dalam mengolah jari dan matanya di dunia maya. Media baru ini benar-benar dimanfaatkan Kemenpar menjadi media promosi. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved