Padi Nuklir Lebih Produktif

Puput Mutiara
22/3/2016 06:25
Padi Nuklir Lebih Produktif
(ANTARA/Siswowidodo)

BADAN Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengembangkan varietas padi unggul yang disebut mutasi unggul iradiasi Batan (mugibat).

Sejak 2012, bibit padi hasil iradiasi nuklir itu sudah tersebar di 24 kabupaten/kota seluruh Indonesia.

Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto menjelaskan kadar radiasi nuklir yang dipakai dalam pengembangan varietas padi cimelati sebagai indukan sangat rendah.

Sudah diuji bahwa teknologi iradiasi tersebut tergolong aman untuk pangan.

"Kami memakai sinar gamma dengan kadar yang diatur oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM). Di negara lain seperti Rusia dan Amerika juga melakukan hal serupa dan aman dikonsumsi," ujarnya saat panen raya varietas padi mugibat dan IB sexing PO Kebumen di Kebumen, Jawa Tengah, kemarin.

Berkat teknologi iradiasi, varietas padi mugibat memiliki beberapa keunggulan, di antaranya batang semakin kokoh dan tahan rebah, tahan hama, serta mampu menghasilkan produktivitas hingga 11 ton per hektare.

Sebelumnya, varietas padi cimelati yang notabene sebagai indukan dalam sekali panen hanya mampu menghasilkan maksimal 8-9 ton per hektare.

Dengan mugibat, hasilnya lebih banyak 16-18 ton karena luasan sawah di Kebumen mencapai 40 hektare.

"Tantangan di masa depan, sering ditemui benih yang bukan asli mugibat. Kami mengharapkan kerja sama pemda dan dinas pertanian setempat untuk mengatasi hal itu," pinta Djarot.

Terkait dengan bibit padi mugibat yang sering langka sehingga benih palsu beredar, Menristek dan Dikti M Nasir menginstruksikan anak buahnya segera mengatasi hal itu.

Ia meminta para peneliti bekerja sama dengan petani di berbagai daerah termasuk Kebumen yang juga mengalami kelangkaan mugibat.

"Hasil penangkaran bibit yang ada di Batan bisa disebarkan ke daerah. Nantinya, pusat penangkaran berada di bawah dinas pertanian setiap daerah," janji Menristek dan Dikti.

Subsidi

Pada kesempatan itu, Menristek dan Dikti juga mendorong kepala daerah untuk mengalokasikan anggaran subsidi bibit padi mugibat.

Tujuannya, agar petani memperoleh kemudahan memanfaatkan varietas padi hasil teknologi nuklir tersebut.

Ia mengasumsikan subsidi per hektare berkisar Rp10 juta-Rp12 juta.

Angka tersebut masih dalam batas kesanggupan pemda mendanai subsidi hingga 10 hektare atau senilai Rp120 juta.

"Kami akan dorong ke arah sana, supaya petani semakin sejahtera," tukas dia.

Saat menanggapi permintaan Menristek dan Dikti, Bupati Kebumen M Yahya Fuad mengatakan akan membicarakan hal itu dengan dinas terkait.

Namun yang pasti, ia mendukung peningkatan pengembangan varietas mugibat.

Selama ini, produksi padi di Kebumen rata-rata hanya 200 ribu ton gabah kering per tahun. Dengan memanfaatkan padi mugibat, selain meningkatkan produktivitas, juga memberi nilai tambah.

"Populasi mugibat di Kebumen baru 10%. Kami dorong terus pemanfaatan inovasi teknologi riset ini untuk menyejahterakan masyarakat," pungkasnya. (T-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya