Ubah Pola Pendidikan Tinggi

Puput Mutiara
18/3/2016 02:40
Ubah Pola Pendidikan Tinggi
(ANTARA/M RISYAL HIDAYAT)

SEJALAN dengan fenomena yang terjadi secara global, perguruan tinggi perlu mereformasi pola pendidikan.

Dalam hal ini, kolaborasi antardisiplin ilmu serta kerja sama antara perguruan tinggi dan dunia usaha mesti lebih ditekankan.

Rektor Universitas Prasetiya Mulya Djisman Simandjuntak menyampaikan kolaborasi yang dimaksud ialah menyinergikan ilmu di bidang-bidang tertentu yang saling terkait.

Misalnya, fokus pendidikan di bidang engineering yang diperkuat dengan ilmu bisnis.

"Artinya, perguruan tinggi harus memiliki kedekatan dengan industri. Sehingga program studi (prodi) yang ada memiliki rencana kurikulum yang aplikatif," ujarnya dalam orasi pertama sebagai rektor ketika peresmian Universitas Prasetiya Mulya, di kawasan BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (17/3).

Menurut Djisman, perguruan tinggi sekarang ini masih sedikit yang mampu membayangkan kebutuhan terhadap sumber daya manusia (SDM) dan teknologi di masa depan.

Padahal, hal itu merupakan modal yang cukup penting dalam menentukan pola pendidikan yang tepat bagi mahasiswa.

Karena itu, ke depan mereka perlu mereformasi pola pendidikan tinggi dengan menggabungkan cara berpikir bisnis dan sains, teknologi, engineering, dan matematika.

"Sebab, yang kita hadapi bukan nantinya hanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tetapi juga justru persaingan tenaga kerja setelahnya. Profesional lulusan perguruan tinggi dituntut untuk bisa memproyeksikan atmosfer bisnis di masa depan," tegasnya.

Guna mendukung hal tersebut, menurut Djisman, Prasetiya Mulya bertransformasi dari sekolah tinggi ilmu ekonomi (STIE) menjadi universitas.

Dengan status menjadi universitas, pihaknya berencana menciptakan pendidikan tinggi yang sekaligus sebagai pusat inkubasi bisnis.

"Harapannya, kami juga nantinya bisa berkompetisi dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi dari luar negeri," pungkas dia.

Perlu inovasi
Pada kesempatan yang sama, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir meminta perguruan tinggi yang baru terbentuk bisa menumbuhkan semangat kompetisi di kalangan dosen dan mahasiswa.

"Kita tidak lagi hanya bicara soal pembelajaran di lingkungan internal. Era kompetisi semakin ketat, perlu inovasi untuk meningkatkan kualitas," tutur Nasir.

Saat ini, terang dia, ada 134 perguruan tinggi negeri dan lebih dari 4.200 perguruan tinggi swasta di Indonesia.

Ia berharap agar lulusan perguruan tinggi nantinya jangan sampai hanya menjadi penonton, tetapi tampil sebagai pemain di pasar nasional hingga global.

Ia pun berharap kehadiran perguruan tinggi yang baru dibentuk nantinya tidak berjalan begitu saja.

Karena itu, penting untuk mendorong kalangan akademisi tersebut agar mampu menciptakan inovasi riset yang bisa diaplikasikan.

"Itu bisa direalisasikaan dengan membuat program studi yang berorientasi pada masa depan atau future oriented untuk menunjang pembangunan bangsa," tandasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya