Balita Wajib Ikut PIN Polio

Widjajadi
10/3/2016 02:05
Balita Wajib Ikut PIN Polio
(ANTARA/MAULANA SURYA)

INDONESIA memang sudah dinyatakan bebas polio oleh WHO sejak 2014.

Meski demikian, ancaman penyakit penyebab kelumpuhan itu tetap ada.

Mengingat, dua negara yakni Afghanistan dan Pakistan masih menjadi negara endemik polio.

Virus polio dari kedua negara itu bisa saja terbawa ke negara lain.

Hal itu dikatakan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani saat pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2016 oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo di Solo, Jateng, Selasa (8/3).

Melalui PIN Polio yang berlangsung pada 8-15 Maret, pemerintah menargetkan 95% anak Indonesia usia 0-59 bulan (balita) yang jumlahnya sekitar 23,7 juta anak bisa diimunisasi polio tahun ini.

Terutama, anak balita yang belum pernah atau belum lengkap mendapat imunisasi polio rutin.

Puan mengimbau semua pihak mendukung kesuksesan PIN Polio.

"Saya menyerukan agar semua anak balita Indonesia di seluruh Tanah Air dibawa ke pos-pos PIN terdekat untuk memperoleh tetesan vaksin polio," katanya.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menambahkan hanya dengan cakupan imunisasi yang tinggi, virus penyebab polio bisa dimusnahkan.

"Kita harapkan (PIN Polio) bisa mencakup minimal 95% anak-anak target imunisasi. Dengan demikian, kita benar-benar bisa mewujudkan generasi muda bangsa Indonesia yang sehat, bebas dari cacat tubuh akibat polio," ujar Nila.

Secara terpisah, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes M Subuh mengakui hingga saat ini masih ada penolakan terhadap imuniasi.

Alasannya beragam, mulai dari tidak halalnya vaksin sampai kekhawatiran terhadap efek samping.

"Sosialisasi vaksin dengan melibatkan MUI (Majelis Ulama indonesia) dan dokter menjadi penting," papar dia.

Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorum Niam Sholeh menegaskan pihaknya sudah mengeluarkan fatwa yang membolehkan penggunaan vaksin polio buatan PT Biofarma dalam PIN kali ini.

"Kita sudah keluarkan fatwa dibolehkannya pada Januari 2016 lalu."

Terkait dengan efek samping, Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cissy Kartasasmita menjelaskan efek samping imunisasi pada anak yang sehat tidak ada.

Efek samping biasanya terjadi pada anak yang memiliki penyakit kronis.

"Pada anak yang memiliki sakit kronis, sakitnya harus disembuhkan terlebih dahulu."

Di sejumlah daerah, kemarin, pelaksanaan PIN polio berlangsung lancar. Di Kota Palembang, misalnya, pemda setempat bahkan mewajibkan petugas untuk jemput bola.

"Semua balita harus dapatkan imunisasi, jangan sampai terlewatkan. Petugas harus lebih aktif. Ini kan gratis, jadi tidak ada alasan orangtua tak mau menyehatkan anaknya," ujar Wali Kota Palembang Harnojoyo, kemarin.

Pasokan vaksin
Sementara itu, Direktur Utama PT Biofarma, Iskandar, menjelaskan pihaknya telah memasok 28 juta dosis vaksin polio tetes. Saat ini vaksin tersebut telah didistribusikan Kementerian Kesehatan ke seluruh provinsi di Tanah Air.

"PIN polio ini merupakan bagian dari rencana aksi vaksin global dengan tujuan agar dunia bebas polio pada 2020 mendatang," ujar Iskandar di Bandung, Selasa (8/3).

Ia menambahkan, untuk mendukung WHO dalam membebaskan dunia dari polio, Biofarma juga memasok 2/3 kebutuhan vaksin polio dunia. (Tlc/AM/EM/DW/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya